Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemajemukan Bangsa Anugerah Tuhan

28 Januari 2022   06:26 Diperbarui: 28 Januari 2022   06:32 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda | sumber : mediaindonesia.com

KEMAJEMUKAN BANGSA ANUGERAH TUHAN

pagi cerah hadir membelah sejarah
pagi permai turun dari langit
biru mengusung harapan baru
lantunan azan
dari mesjid takjauh dari rumahku
membuka ruang-ruang religiositas dalam tubuhku
ikut merawat dan memperdalam
kualitas spiritualitas
yang mewarnai
tubuh tua renta
di usia tujuhpuluh tiga tahun

ku bersyukur hidup dalam NKRI yang majemuk
menghidupi kebinekaan
menghirup udara dalam entitas pluralitas
membuat mindset kita
lepas bebas
tidak terkurung
pada egoisme
serta arogansi
keagamaan
yang menafikan
memusuhi
( bahkan membinasakan
pihak yang berbeda)
di seluruh jenjang pendidikan
sejak sr hingga sma
ku bangga bisa mempelajari agama islam
dan pengalaman itu sangat menolong
dalam upaya memberi kontribusi
bagi hadirnya sebuah NKRI
yang majemuk
bersatu dan berjaya di pentas zaman

karya akademis ku
di level strata satu dan strata dua yang memfokus pada agama Islam
membuka perspektif baru bagiku untuk memantapkan relasi formal dan personal dengan tokoh lintas agama
di semua level
disertasi yang kuangankan akan lebih mematangkan
pikiran-pikiran
transformatif
dalam membangun kemajemukan ternyata
hanya sebatas
angan-angan
studi itu terganjal oleh faktor manusiawi
yang terkadang
takbisa difahami
dengan pikiran terbatas dan lugu

hingga detik ini
kutetap berjerihjuang dengan cara yang terbatas
meyakinkan banyak orang
bahwa kemajemukan bangsa itu anugerah Tuhan
yang mesti dirawat dengan sabar dan telaten
agama-agama harus diberi tempat terhormat
dalam sebuah negeri yang majemuk
agama-agama takboleh dijadikan instrumen pemecah belah
konflik ekonomi, tanah, politik, budaya dan sebagainya
takboleh dikemas
dalam frame agama
yang berujung pada kehebohan nasional dan memicu kerusuhan regional dan nasional

dalam merawat kemajemukan
diperlukan kesabaran
pengendalian diri, daya sensitivitas
pengertian
keluasan pemahaman dan pemikiran
siap apresiatif
kita mesti cerdas memilih diksi dan mengungkapkannya ke ruang publik
kita harus sedia  mendengar cermat pemikiran pihak lain
kita harus lebih mengembangkan dialog dan percakapan bermutu

kita semua
merindukan NKRI yang majemuk
adil, bersatu, damai sejahtera
berkeadaban
kemajemukan
itu anugerah Tuhan
kita mesti merawat hingga akhir zaman.

Jakarta, 27 Januari 2022/ pk. 5.05
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun