Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abah Emung Hidup Sehat Tanpa Minyak Goreng

22 Januari 2022   19:27 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi si Abah| Sumber: dublinlive.ie

ABAH EMUNG HIDUP SEHAT TANPA MINYAK GORENG

abah emung baru saja memasuki usia
delapan puluh tahun
anak cucu menantu dan seluruh keluarga besar
mengadakan ibadah syukur
menyambut hari ulangtahun abah emung

pada acara ibadah yang khusuk itu
abah emung memberi kesaksian :
'anak-anak dan semua keluarga besar
abah bahagia dan bersyukur kepada Tuhan
bisa mencapai umur 80 tahun
itu semua terjadi karena
makanan
makanan yang dapat binasa
dan makanan yang tidak dapat binasa
makanan yang tidak dapat binasa adalah
firman Tuhan
sesuai dengan agama yang abah anut sejak generasi pertama keluarga abah
setiap malam abah mengkhususkan waktu untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat kitab suci
makanan yang dapat binasa adalah makanan sehari-hari yang  kita nikmati bersama
sejak usia 60 tahun abah mejauhi menyantap daging dan makanan yang digoreng
abah lebih menyukai menyantap makanan yang direbus
lalab dan ikan pepes atau ikan pecak
itulah sebabnya  hingga saat ini abah tetap segar dan sehat'

keluarga besar abah emung yang hadir
dalam ibadah syukur
berdecak kagum
mendengar kesaksian abah emung
mereka bangga kepada abah emung
dan berjanji untuk mengikuti pola makan abah emung

ceu murtini anak pertama abah emung
lalu bicara kepada suami dan dua anaknya
agar membiasakan diri mengunyah
makanan yang direbus bukan yang digoreng
minyak goreng
sulit dan mahal harganya
hidup dengan makanan yang direbus
membuat hidup lebih sehat
dan tahan lama!

Jakarta, 22 Januari 2022/pk.12.45
Weinata Sairin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun