Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Berhikmat

5 Juni 2021   10:21 Diperbarui: 5 Juni 2021   10:41 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HIDUP BERHIKMAT

hidup ini bukan sandiwara
hidup ini sama sekali bukan sinetron
televisi digital
atau televisi analog
yang isinya menuai protes dan kecaman
para penjaga moral seluruh warga bangsa

hidup ini tidaklah
tercermin dalam kisah-kisah yang ditayangkan televisi pemburu rating
keluarga elit glamour
yang rumah tangganya ambruk
karena pelakor, orang ketiga atau orang kesekian

hidup ini semata-mata adalah
anugerah Allah
nafas hidup Ia hembuskan
menembus kedirian
sosok manusia
maka hidup itu
mewujud memberi
jiwa pada tubuhutuh

hidup sebab itu
mahal dan amat bernilai
di zaman digital
hidup berhadapan
dengan berbagai masalah krusial
ada virus yang terus-menerus menggerus
tanpa jeda
ada bencana alam
yang melahirkan
kuatir, panik, cemas
makin menguat kriminalitas
hidup serasa terancam
jauh dari rasa aman dan nyaman

hidup di era digital
memerlukan hikmat, kuat mental
hikmat dari Tuhan
penuntun di jalan kehidupan
hingga tiba di terminal penghabisan
hidup berhikmat
hanya terjadi
dalam penguasaan
hikmat Tuhan.

Jakarta,4 Juni 2021/pk.18.45

Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun