A. KINERJA
Kinerja dapat di definisikan sebagai segala hal yang kita lakukan maupun kita kerjakan agar berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan kinerja, banyak batasan yang di berikan oleh para ahli mengenai istilah ini. Secara prinsip para ahli setuju bahwa kinerja mengara padan suatau upaya dalam rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik.
Definisi kinerja menurut para ahli:
- As’ad (1995) : menyatakan bahwa kinerja merupakan kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan. Hal ini menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil pencapaian seseorang menurut ukuran yang berlaku dalam melakukan pekerjaan yang bersangkutan.
- Whitmore (1997) Â : berpendapat bahwa kinerja suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Dengan demikiaan, kinerja mengandung pengertian adanya suatu perbuatan yang ditampilkan seseorang di dalam atau selama orang tersebut melakukan aktivitas tertentu.
- Roobins, (2004) : kinerja merupakan ukuran dari suatu hasil. Hasil dari suatu pekerjaan dapat berupa barang atau jasa dan kinerja seseorang dapat di lihat dapat di hasilkan dari barang atau jasa yang dihasilkan seseorang tersebut.
- Gibson,et al. (1985) : kinerja merupakan serangkaian kegatan yang menggambarkan sejauh mana hasil yang sudah di capai seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik, baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi.
Kinerja diukur melalui hasil kerja seseorang sesuai dengan fungsi atau kegiatannya dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengukur kinerja seseorang dapat dilakukan dengan memerhatikan faktor-faktor prestasi, misalnya :
- Mutu kinerja (ketepatan, keterampilan, ketelitian, kerapian)
- Kuantitas kerja ( keluasan tugas, kecepatan menyelesaikan tugas)
- Ketangguhan (mengikuti perintah, keselamatan, inisiatif, ketepatan waktu, kehadiran)
- Sikap (terhadap perubahan, kerja sama)
Secara umum, kinerja terdiri dari dua aspek yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan usaha yang di keluarkan. Sedangkan efektivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, yakni:
- Faktor yang berhubungan dengan manajer sebagai pimpinan.
- Faktor yang berhubungan dengan pekerja sebagai pelaksana.
- Faktor yang berhubungan dengan situasi yang mendukung.
Penilaian kinerja menurut (Qomari Anwar, 2003):
- Evaluasi yang menekankan pada perbandingan antar individu
- Pengembangan yang menekankan perubahan dalam diri seseorang dengan berjalannya waktu.
- Pemeliharan sistem.
- Dokumentasi keputusan keputusan sumber daya manusia.
Manfaat pengukuran kinerja
Dalam organisasi masalah pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen program secara keseluruhan, karena kinerja yang dapat di ukur akan mendorong pencapaian kinerja tersebut. Pengukuran kinerja yang berlangsung secara berkelanjutan dapat memberikan feedback, hal ini penting dalam upaya perbaikan terus menerus agar mencapai keberhasilan yang akan mendatang. Pengukuran kinerja berperan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran kinerja sebagai alat manajemen menurut (Hadari Nawawi,2001):
- Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.
- Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
- Memonitori dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta malakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
- Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
- Membantu memahami proses instansi pemerintah.
- Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.
- Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
B. HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA