Mohon tunggu...
Wayudin
Wayudin Mohon Tunggu... Guru - Pengabdian tiada henti

Seorang guru SMP swasta di kota Medan,tertarik dengan fenomena kehidupan masyarakat dan tak ragu untuk menyuarakan pendapatnya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Writer's Block, Gimana Nih....?

19 Mei 2020   12:47 Diperbarui: 19 Mei 2020   12:47 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sobat-sobat penulis pasti pernah mengalami apa yang disebut dengan writer's block bukan? Pastinya dong. Rasanya sungguh menderita bagi seorang penulis ataupun calon penulis ketika mengalami writer's block. Betewe buat sobat-sobat yang belum pernah dengar apa itu writer's block, sederhananya adalah Hilang Ide. Nah, kalau misalnya kita pengen nulis, tapi ide malah hilang, ya akhirnya niat nulis pun menjadi ambyar kan? Padahal niat awalnya pengen nulis berjilid-jilid, eh akhirnya satu artikel pun tak ada yang jadi.

Saya sendiri sering mengalami hal di atas. Ide judul dan kerangka isi tulisan sudah terbayang, namun ketika hendak merangkai kata, otak ini serasa buntu dan kata-kata yang muncul serasa tidak nyambung antara satu dan lainnya. Dibaca berulang kali dari awal malah semakin menimbulkan nada tulalit. Akhirnya dengan terpaksa naskah tak jadi tersebut ditinggalkan. 

Kali lain lebih menyebalkan. Di saat raga ini lelah, ide tampak menari-nari di benak. Namun untuk bangkit dan menulis, rasanya tak sanggup lagi. Keesokan harinya ketika semangat telah berkumpul, ide kembali ambyar. Berusaha untuk mengingat kembali ide-ide yang muncul kemarin tak jua membuahkan hasil. Nah, jika sudah demikian, gimana nih?

Sebelum menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi writer's block (WB), apa yang menyebabkan seorang penulis bisa mengalami WB? Setelah saya merenungkan siang dan malam, hal yang sering menyebabkan saya mengalami WB adalah stress. Stress atau tekanan ini sendiri bisa datang dari banyak hal dalam hidup kita sehari-hari. Mari kita uraikan satu persatu :

1. Stress dari pekerjaan

Tak jarang menulis hanyalah hobi atau pekerjaan sampingan seorang penulis (termasuk saya sendiri,hehe). Pekerjaan utama seringkali menyita perhatian kita alias menguras segala daya, waktu dan ide kita sehingga akhirnya tubuh kita merasa lowbat dan tak mampu lagi berpikir apa yang hendak kita curahkan dalam tulisan.

2. Stress dari keluarga (hubungan)

Sobat-sobat penulis tentunya punya keluarga ataupun yang sedang menjalin hubungan romantis tentunya tahu bahwa tidak selamanya keluarga ataupun hubungan asmara tersebut akan adem ayem. Adakalanya pertengkaran akan menjadi bumbu-bumbu di dalamnya. 

Memang ada beberapa penulis yang menjadikan pasang surut hubungan ataupun masalah keluarga menjadi ide untuk menulis, namun percayalah, jarang ada penulis yang langsung (ketika pertengkaran terjadi) bisa mencurahkan masalahnya menjadi bahan tulisan. Karena lagi esmosi tingkat dewa, bisa-bisa keyboard laptop yang jadi pelampiasan,wkwkw. 

Bagi yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga seringkali juga mengalami tantangan tersendiri ketika hendak menulis, maksud hati ingin menulis, namun apadaya, energi terkuras habis ketika mengurus si buah hati yang entah mengapa tiba-tiba bertingkah ajaib. Boro-boro mau nulis, bisa kembali menyunggingkan senyuman saja sudah harus bersyukur. Belum lagi jika menghadapi kenyataan bahwa pasangannya memiliki idaman lain, untuk bisa menulis maka harus terlebih dahulu menyanyikan lagu Ku menangisssss................membayangkan........(maaf yah, Mbak Rossa, kutip dikit lagunya). 

3. Stress dari "antah berantah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun