Mohon tunggu...
Ni Wayan Shinta Purnamasari
Ni Wayan Shinta Purnamasari Mohon Tunggu... Mahasiswa / Universitas Mercu Buana

Ni Wayan Shinta Purnamasari, NIM 43223010165, Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

22 Desember 2024   18:54 Diperbarui: 22 Desember 2024   18:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah Mahatma Gandhi?

Mahatma Gandhi, yang memiliki nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, merupakan seorang pemimpin spiritual dan politik dari India yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan India dari kekuasaan Inggris. Ia dikenal sebagai bapak bangsa India dan simbol perjuangan tanpa kekerasan. Beliau lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, sebuah kota kecil di Gujarat, India. Ayahnya, Karamchand Gandhi, adalah seorang perdana menteri di Porbandar, dan ibunya, Putlibai, adalah seorang wanita religius yang sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan moral Gandhi.

Pada usia 19 tahun, Gandhi pergi ke Inggris untuk belajar hukum di University College London. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 1891, ia kembali ke India untuk memulai karir sebagai pengacara. Pada tahun 1893, Gandhi menerima tawaran untuk bekerja sebagai penasihat hukum di Afrika Selatan. Di sana, ia menyaksikan dan mengalami langsung diskriminasi rasial terhadap komunitas India. Pengalaman yang beliau saksikan tersebut memotivasinya untuk memulai gerakan melawan ketidakadilan. Ia mengembangkan prinsip satyagraha (perlawanan tanpa kekerasan) sebagai cara melawan penindasan.

Pada tahun 1915, Mahatma Gandhi kembali ke India. Ia mulai memimpin berbagai gerakan untuk melawan penjajahan Inggris, diantaranya adalah Gerakan Non-Kerjasama (1920-1922) yakni gerakan untuk memboikot produk Inggris, sekolah, dan institusi lainnya. Salt March (1930) sebagai protes terhadap pajak garam Inggris, dan yang terakhir adalah Quit India Movement (1942) yakni gerakan menyerukan Inggris untuk segera meninggalkan India, yang menjadi salah satu puncak perjuangan kemerdekaan. India akhirnya meraih kemerdekaan pada 15 Agustus 1947, tetapi perjuangan Gandhi tidak berakhir di situ. Ia sangat sedih karena India terpecah menjadi dua negara yang berbeda, yaitu India dan Pakistan. Pada 30 Januari 1948, Gandhi wafat karena dibunuh oleh Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang tidak setuju dengan sikap Gandhi terhadap Muslim dan Pakistan.

What : Apa itu Kemampuan Memimpin Diri dan Keteladanan Mahatma Gandhi?

Kemampuan memimpin diri atau self-leadership adalah kemampuan seseorang untuk mengelola, mengarahkan, atau memotivasi dirinya sendiri menuju tujuan tertentu dengan disiplin dan kesadaran yang tinggi. Karena sebelum seseorang bisa menjadi pemimpin yang efektif bagi orang lain dan memberikan pengaruh positif dalam suatu kelompok atau organisasi, sangatlah penting bahwa mereka terlebih dahulu mampu memimpin dirinya sendiri. Hal ini berarti bahwa individu tersebut harus memiliki kontrol yang baik atas emosinya, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh situasi eksternal yang mungkin menimbulkan tekanan. Dengan memiliki pengendalian emosi yang baik, seseorang dapat tetap tenang dan berpikir jernih dalam menghadapi berbagai tantangan.

Terdapat beberapa komponen utama kemampuan memimpin diri, yakni:

  • Kesadaran Diri (Self-Awareness)
  • Pengendalian Diri (Self-Control)
  • Disiplin Diri (Self-Discipline)
  • Motivasi Internal (Intrinsic Motivation)
  • Pengambilan Keputusan Mandiri (Self-Decision Making)
  • Refleksi Diri (Self-Reflection)

Dengan kemampuan self-leadership yang kuat, seseorang tidak hanya bisa mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam tim atau organisasi. Mereka akan lebih siap menghadapi tantangan, mengambil keputusan dengan bijak, dan tetap berfokus pada tujuan jangka panjang meskipun ada rintangan yang menghadang. Oleh karena itu, pengembangan self-leadership adalah investasi penting yang harus dilakukan oleh setiap individu yang ingin mencapai kesuksesan dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Jika dikaitkan dengan upaya pencegahan korupsi, kemampuan untuk memimpin diri sendiri sangat membantu individu dalam menjaga integritas, membuat keputusan yang etis, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral. Karena itu, kepemimpinan diri memainkan peran penting karena perilaku korupsi sering kali bermula dari lemahnya kontrol diri, tekanan eksternal, atau kurangnya kesadaran etis.

Dokpri Prof. Apollo
Dokpri Prof. Apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun