Mohon tunggu...
Wayan Kanade
Wayan Kanade Mohon Tunggu... Novelis - Penulis cerita

Seorang yang pengen menjadi penulis cerita pendek bermodalkan internet

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Love Story: Office Man Chapter 1 Bahasa Indonesia

4 April 2024   19:38 Diperbarui: 4 April 2024   20:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari kerja yang penuh lembur di kantor membuatku kehilangan banyak waktu luang, dan jika pun ada, aku sering kali menghabiskannya dengan kegiatan negatif, seperti bermalas-malasan. Hal ini menyebabkan aku merasa kesepian di usia hampir 40 tahun ini, mungkin karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga melupakan aspek lain dalam hidup.

Meskipun aku telah berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak berkat kerja kerasku selama beberapa tahun, namun aku merasa masih ada yang kurang dan terus menerus meraih posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan.

Aku acuh dengan nasihat-nasihat orang-orang yang mengingatkanku untuk berhenti sejenak dan menikmati masa muda, atau pernyataan dari seorang wanita tua yang menyarankanku bahwa "pekerjaan memang penting, tapi jika terlalu fokus padanya, aku akan kesepian."

Ketika aku mempertimbangkan untuk merubah hidupku, terasa sudah terlambat. Aku memutuskan untuk menghilangkan kepenatan dengan membeli minuman di supermarket terdekat, namun perhatianku tertarik pada sesuatu yang lain.

"Ih jijik... Bagaimana mungkin kamu bisa menerima gadis seperti itu, Satoru?" Mereka tertawa melihat wajah gadis yang tampak lemah dan terintimidasi.

Sebuah kelompok pelaku, terdiri dari dua gadis dan seorang cowok, mengelilingi seorang gadis yang mengenakan kacamata. Dilihat dari seragamnya, sepertinya mereka masih pelajar sekolah menengah. Aku tidak tahu apa masalahnya, tapi pada saat itu aku hanya berusaha untuk mengabaikan situasi itu, namun... Kejadian serupa terulang sehari kemudian. Kali ini, gadis yang mengenakan kacamata jatuh dan lututnya terluka saat menyentuh aspal yang keras.

Dan tampaknya kekejaman belum berakhir di situ, salah satu dari perempuan itu mengambil kacamata gadis itu dan memecahkannya. Kelompok perundung itu bergantian menampar gadis itu sebelum meninggalkannya sendirian.

Author: Wayan Kanade

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun