Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen "Apa Sebenarnya yang Kau Cari?"

5 Mei 2024   23:44 Diperbarui: 5 Mei 2024   23:56 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup bergelimang harta, mendapatkan kemudahan dalam segala hal, kadang membuat seseorang menjadi lupa akan esensi hidup, termasuk aku salah satunya. semua itu hasil kerja keras selama ini, tak ada unsur lain yang membantu, pikirku dulu. Rumah mewah, kendaraan bermerk, isteri cantik, uang banyak, jabatan tinggi, dikenal orang, di anggap tokoh, disegani orang, relasi orang-orang penting semua, jalan-jalan setiap akhir bulan keluar negeri, apalagi yang tidak di miliki, semuanya serba ada.

Tapi hatiku selalu saja dirundung gelisah, tak tenang. Orang lain menganggap aku bahagia dengan semua fasilitas itu, tapi tidak demikian nyatanya. Entah apa yang aku cari...?, semua itu membawa aku pada sebuah pengembaraan mencari nur-Nya yang hilang selama ini.

Sampailah aku pada seseorang untuk silaturahmi dan minta wejangannya, atas segala gundah gulana, resah gelisah, risau yang menemani jalan hidupku ini. Aku seakan sedang menghadiri pengajian akbar di suatu surau dengan pengisi pengajiannya orang alim, yang sangat menguras keringat dan juga rasa was-was yang sangat dalam, namun pada akhirnya mampu menyadarkan aku sebagai seorang makhluk sangat lemah.

Ada empat hal yang ditanyakannya padaku, "silahkan kau jawab" katanya, "soal apa...? aku sedikit penasaran", "sebentar tenang dulu, sambil menghisap rokoknya, asap pun membumbung keluar dari mulutnya", "aku semakin tak sabar", "baik", lanjutnya.

Yang pertama: Apa sebenarnya yang kau cari.....?, 

Kebahagiaan..!, "Kau yakin mencari itu..?", "aku yakin", "caranya bagimana mencapai itu...?", "ya dengan bekerja sungguh-sungguh sekuat tenaga", terus untuk hasilnya...?, kita akan mendapat kebahagiaan...!, benarkah pendapatmu itu..?."eehmmm....??" "aku bantu jawab ya, belum tentu..!". kenapa...?, "Ust. Ilham, balik bertanya", "coba saja tanya dirimu sendiri", setelah kau bekerja dengan maksimal terkadang lupa waktu siang dan malam, bahkan lupa kewajiban dari Tuhanmu, yang harus dijalankan, kau abaikan begitu saja, sudahkah kau cicipi kebahagaian itu...?, eehmm....!! "Terdiam".

Dengan gaji, yang tak pernah memuaskan dirimu itu, dengan mengejar, mencari dan  mendatangi gedung-gedung mewah yang menjajakan berbagai macam aneka kesenangan, yang kau anggap mampu mendatangkan kebahagiaan padahal hanya kamuflase saja. Disana juga jadi ajang pameran dengan konco-koncomu, pamer kekayaan, pamer aurat, pamer kekuatan seolah bangga dengan segala usaha yang diraihnya, padahal semua itu sejatinya hanya titipan. Apa yang kau sombongkan, semua akan dipertanggungjawabkan. Kalau begitu, sudahkah kau cicipi kebahagaian itu...? Mau tahu jawabannya, Sekarang tanya dirimu sendiri. "Aku hanya terdiam menunduk"

Kedua, Apa sebenarnya yang kau cari .....?, 

"Uang", jawabku, "kau yakin uang yang dicari...?" "Yakin..!" kau anggap uang sebagai sumber kebahagiaan, "ya, demikian pendapatku", "oh pantas saja, kau berebut memperolehnya, dari hendak tidur sampai tidur kembali bahkan tidak tidur kau mengejarnya membabi buta, dengan sejumlah uang mampu membeli apapun termasuk membeli kebahagiaan. "Benarkah dengan uang mampu membeli kebahagiaan itu...?" "ehmm...!, Demi uang kadang lupa segalanya, terkadang demi uang juga kau tega melakukan apapun termasuk harus berurusan dengan hukum, Manipulatif pun kau lakukan demi sejumlah uang. Sekarang uang sudah kau miliki, berapa jumlah uang yang kau punya, baik di tabungan ataupun di deposito..?, terus bahagiakah dengan jumlah uangmu itu..? sudahkah kau capai kebahagiaan dengan uang mu...?, tanya dirimu sendiri.

ketiga: Apa sebenarnya yang kau cari .....?,

Jabatan....? "Benar jabatan yang kau cari dalam hidup ini", ya, aku sangat menginginkannya, apa motivasimu...? "agar aku bisa bahagia", kalau demikian, sudahkah kau dapatkan jabatan yang kau inginkan itu...? "ehmmm"...aku masih membisu. Demi jabatan kadang kau lupa diri lupa daratan, tak ada saudara dan sahabat, demi jabatan kau sanggup melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Jual beli jabatan pun kau anggap hal lumrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun