Alquran adalah pedoman hidup. Termasuk jika kita terlanjur mendapati taqdir harus punya hutang sana-sini. Saya akan sharing pengalaman untuk keluar dari lilitan hutang keluarga, yang diinspirasi dari alquran dan hadits juga petuah dari para guru kehidupan.
Hutang pada dasarnya diperolehkan
memiliki hutang kadang adalah taqdir yang tidak bisa dielakkan. Pikiran yang sempit, tekanan ekonomi dan sosial yang berat dan seringnya bersifat segera, sedangkan pendapatan kita pas-pasan bisa mengkondisikan kita terpaksa berhutang. Atau kehidupan yang sudah tentu pengeluarannya tetapi  belum pasti pendapatannya, juga terkadang membuat kita terpaksa berhutang. Atau kita salah pergaulan di lingkungan yang lebih tinggi dari kapasitas keuangan kita juga bisa mendorong untuk berhutang. Atau kita ingin menyekolahkan di sekolah favorit, tetapi kemampuan ekonomi kita terbatas (sekolah favorit biasanya memiliki dana kegiatan sekolah yang lebih besar dari sekolah-sekolah yang biasa), serta berbagai penyebab lain yang bisa membuat kita terpaksa berhutang.
Bila sudah terlanjur memiliki hutang yang melilit
Hal pertama dan utama ketika kita sadar bahwa ternyata hutang-hutang yang kita miliki ternyata sudah sampai tahap melilit. Ada tiga hal yang harus kita lakukan.
1. Â Segeralah bertaubat mohon ampun kepada Allah swt.Â
Kita Memiliki Allah swt yang Maha menerima taubat. Kondisi minus dalam keuangan keluarga ini, tentu karena kita mengikuti langkah syaitan/ maksiyat/ berbuat dosa. Jangankan kita manusia biasa, yang sejak lahir pernah merasakan syurga saja, karena satu dosa (melanggar larangan Allah swt memakan buah khuldi) Nabi Adam as, harus terlempar ke bumi. Â Apalagi kita yang memang sedari lahir sudah di bumi, ya tentu dosa-dosa terproduksi dengan baik melalui tutur kata, maupun perilaku kita, disadari atau pun tidak. Bahkan Allah swt memfasilitasi penghapusan dosa melalui ibadah-ibadah yang wajib, berdasarkan hadits "sholat yang 5 waktu, dari jumat ke jumat, puasa ramadhan ke ramadhan berikutnya, menghapus dosa-dosa diantara keduanya".
2. Menerima Taqdir Allah swt, hutang yang melilit tersebut sebagai ketentuan Allah swt yang tidak salah alamat.
Menyadari bahwa kondisi kita saat (terlilit hutang) adalah taqdir terbaikNya. Sebabnya adalah adalah rezeki itu sudah tertakar dan tidak mungkin tertukar. Iman di dalam dada, akan membantu recovery mental lebih cepat untuk bisa bangkat membayar satu demi satu hutang yang melilit tersebut. Tunjukkanlah sikap bertanggungjawab untuk membayar hutang tersebut, sehingga bukan hanya Allah swt yang kemudian menurunkan rahmatNya, secara manusiawi pun akan banyak yang mendoakan kita. Sebagaimana keyakinan kita berdasarkan hadits " "Siapa yang mengambil utangan, lantas ia bertekad untuk melunasinya, maka Allah akan menolongnya." (HR. An-Nasa'i).Â
3. Bersabar menjalani konsekuensi-konsekuensi dari hutang melilit, yang boleh jadi tidak menyenangkan.
Hadirnya penagih hutang yang silih berganti tentu akan mengurangi kenyamanan kita dalam hidup, tetapi kuatkan diri Anda. Lakukan berbagai upaya untuk melunasi hutang tersebut. Hadapilah dengan perkataan yang baik, pergaulan yang ma'ruf kepada para penagih hutang, sembari terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt dan meningkatkan relasi dan daya upaya kita dalam menghadirkan kemampuan untuk membayar hutang tersebut.