Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa di Barak Militer: Antara Teori dan Implementasi, Mencari Opsi Solusi Edukatif

6 Mei 2025   22:45 Diperbarui: 7 Mei 2025   06:06 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa di Barak Militer Bersama Gubernur Jawa Barat (Foto: Kompas.com/Dedi Mulyadi)

Perkembangan Anak dan Remaja (Piaget, Erikson) menekankan bahwa perkembangan psikologis anak dan remaja adalah proses kompleks dan bertahap, membutuhkan lingkungan suportif, pemahaman, dan kesempatan eksplorasi identitas. Lingkungan militer represif dan penuh tekanan dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan emosional sosial anak, bahkan berpotensi menimbulkan trauma.

Psikologi Trauma (Herman, van der Kolk) menjelaskan dampak buruk pengalaman traumatis terhadap perkembangan otak dan perilaku. Lingkungan militer keras, hukuman fisik atau verbal (walaupun ringan), dan perasaan tidak berdaya dapat menjadi pengalaman traumatis bagi sebagian siswa, terutama yang sudah memiliki riwayat masalah psikologis atau keluarga.

Humanistik (Rogers, Maslow), mengedepankan penghargaan diri, aktualisasi diri, dan pemenuhan kebutuhan dasar sebagai pendorong perilaku positif. Pendekatan militer yang otoriter dan kurang memperhatikan kebutuhan individual siswa dikhawatirkan dapat merusak harga diri dan menghambat perkembangan potensinya.

Keadilan Restoratif, Alih-alih hukuman dan pemisahan, teori ini menekankan pentingnya memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh perilaku menyimpang melalui dialog, empati, dan pertanggungjawaban. Program barak militer yang fokus pada disiplin eksternal dinilai kurang efektif dalam menumbuhkan kesadaran internal dan tanggung jawab moral.

Konsep kontra teori ini menekankan pentingnya pendekatan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan, bukan paksaan. Lingkungan keras penuh tekanan dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang.  Pendidikan humanistik harus mengedepankan penghargaan diri, motivasi intrinsik, dan hubungan yang positif antara pendidik dan siswa. Perilaku seringkali berakar pada masalah psikologis atau sosial yang lebih dalam dan memerlukan penanganan yang lebih terapeutik

Dampak Positif

Program siswa masuk barak militer berpotensi membentuk disiplin dan menanamkan nilai kepatuhan, tanggung jawab, serta kerja sama tim yang positif bagi perkembangan karakter siswa. Bagi sebagian siswa, lingkungan militer yang penuh aturan dapat memberikan kekagetan emosional yang membuatnya berpikir ulang untuk melakukan perilaku negatif lagi.

Bagi orang tua dan sekolah yang telah mencoba berbagai cara lain, program ini mungkin dilihat sebagai pilihan terakhir dalam menghadapi kenakalan siswa yang dianggap sudah sangat sulit ditangani.

Dampak Negatif

Pengiriman siswa bermasalah ke barak militer berpotensi memberikan dampak negatif. Pendekatan militer yang seragam kemungkinan tidak efektif mengatasi akar masalah perilaku siswa yang beragam.

Lingkungan keras dan penuh tekanan dapat memicu trauma serta stigma negatif yang memperburuk kondisi psikologis dan sosial anak. Tanpa pendampingan psikologis yang memadai, perubahan perilaku cenderung tidak bertahan lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun