"Yo wes cepet ambil piring sana". Tanpa basa -- basi ibu menyuruhku untuk mengambil piring. Sepertinya ibu tak tega dengan wajah saya yang seperti memelas meminta dispensasi untuk "mbedug".
Saya pun mengambil piring dengan sangat hati-hati tanpa suara. Semuanya dilakukan supaya tidak mengundang hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu ketahuan kakak saya.
"Sini ibu ambilin opornya mbak. Kaya'e udah mateng".
"Tapi jangan sampe "mereka" tahu ya bu". Yang saya maksud "mereka" adalah kakak-kakak saya.
"Iya ini, wes kamu makan di kamar sana ntar ibu yang jagain".
"Siap bu, Suwun loh ibuku".
Saya pun langsung ngacir ke kamar, menghabiskan sepiring opor ayam yang masih panas dan sudah pasti enak banget. Tak lupa kamar pun saya kunci. Kamar yang saya pilih juga sudah pasti kamar ibu.
Tiba- tiba ada yang mengetuk pintu.
"Mbak, buka pintunya".
Alhamdulillah itu suara ibu dengan membawa air minum untuk saya, karena tadi terburu -buru langsung masuk ke kamar.
"Suwun bu". Jawab saya sambil nyengir dan meraih segelas air minum.