Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Parodi] Bangunkan Aku Esok Hari

10 Juli 2020   00:01 Diperbarui: 9 Juli 2020   23:50 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku celingak-celinguk melihat ke arah kerumunan orang-orang dibelakangku yang sepertinya tidak perduli dengan kondisi para penumpang di dalam Mobil Ambulan itu.

Setelah melihat ke arah kerumunan orang-orang dibelakangku, Aku kembali melihat ke dalam Mobil Ambulan naas itu dan di antara selangkangan Wanita malang itu kulihat ada sesosok Bayi yang tengah meminum air Ketuban ibunya.

Bagaimana Bayi ini bisa selamat dari kecelakaan hebat ini? Pikirku bergidik ngeri saat membayangkan mungkin saja Bayi ini telah meninggal dunia dan  hidup lagi.

Masih seperti tidak percaya, kutatap sesosok Bayi berselimutkan darah yang kulihat tengan meminum air Ketuban Ibunya itu. Seperti tau ada yang tengah memperhatikannya, tiba-tiba saja Bayi itu memutar kepalanya dan menatap liar ke arahku.

Belum hilang kekagetanku dengan semua kejadian yang baru saja terjadi hari ini, mulai dari kabar tentang meninggalnya sahabat karibku, Pesaawat Terbang yang jatuh menghancurkan beberapa rumah di Komplek Perumahanku, sekarang ada kejadian aneh ini lagi di depan mataku.

Tiba -- tiba saja Bayi mungil yang masih berlumuran darah di mulutnya itu terbuka dan bisa kulihat dengan jelas gigi taringnya yang runcing-runcing itu  sebelum Ia tertawa ke arahku.

Melihat anak Bayi itu mulai berdiri, Aku  mundur dan segera berlari menjauhi Mobil Ambulan itu. 

Langkah kaki ku baru berhenti di depan Kantor Polisi. Dengan maksud hendak melaporkan semua kejadian yang baru saja kualami, Aku segera mempercepat langkah kaki-ku menuju ke arah Kantor Polisi.

Kedua langkah kaki-ku terhenti saat melihat Wanita yang tadi kulihat telah meninggal dunia di dalam Mobil Ambulan itu saat ini tengah berdiri di depanku sambil menggendong Bayi yang tadi kulihat tengah meminum air Ketubannya itu.

Sisa-sisa darah segar masih mengalir di tubuhnya. Wanita muda dan Bayi di dalam gendongannya  itu tersenyum ke arahku. Di kening Wanita yang tadi kulihat telah meninggal dunia itu kulihat ada tanda yang sepertinya sudah tidak begitu asing buatku. Begitu juga di kening Bayi yang tadi sempat kulihat membunuh semua orang-orang yang tengah berkerumun melihat jenazah Ibunya di dalam Mobil Ambulan itu dengan gigitan mematikan di lehernya satu persatu.

Bulu kudukku meremang berdiri, tersurut mundur kebelakang saat mengetahui Wanita muda yang tengah menggendong Bayi itu bersama dengan beberapa orang yang mengenakan seragam Polisi itu ternyata memiliki tanda yang sama di keningnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun