Engkau masih disitu menungguku meski tiada kabar  dariku, hingga 'Dia' memberitahu kabar tentangku disini, disini akupun tengah menanti kabar darimu.
'Dia' Â seumpama pulsa. Pulsa yang mampu membuat gawai berguna sebagai mana mestinya.
'Dia' adalah rasa. Rasa yang mampu menerjemahkan seluruh bahasa yang pernah ada.
Dan 'Dia' adalah kita. Karena sesungguhnya 'Dia' adalah ruh yang menghidupkan kita.
Jika kita adalah gawai maka 'Dia' adalah pulsanya.
Kita dan 'Dia' adalah simbol antara ada dan tiada. Simbol saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Sayang, jangan pernah ragu. Sebab di dalam ketiadaanpun sesungguhnya aku selalu bersamamu.
Selamanya.
Catatan: Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon dimaafkan jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga tayang di secangkirkopibersama.com