Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sayap-sayap Patah

25 November 2019   16:20 Diperbarui: 26 November 2019   08:55 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sadar, jika 'harga diri' yang selama ini kuperjuangkan, agar aku dan keluarga besarku itu tetap terlihat 'baik' di mata semua orang, ternyata harus kubayar mahal dengan mengabaikan 'kata hati' ku sendiri."

"Apa yang engkau pikirkan? Saat kembali menerima tawaran dari pak Tua itu untuk kembali menaiki Mobil-nya? Apa yang engkau rasakan? Saat kembali duduk berdua dengannya, di dalam mobil yang dulu pernah dia pakai untuk melecehkanmu di pinggir jalan? Apa yang engkau pikirkan? Sampai akhirnya, engkau putuskan untuk tetap menerima ajakan orang yang dulu pernah pernah berulangkali memaksamu? Apakah engkau ingin kembali mengenang dan merasakan, masa-masa dimana pak Tua itu dulu pernah meminta layanan seks oral-mu?"

"Tidak! Rasaku sudah Mas bawa terbang hingga menembus lapis langit yang ketujuh. Dan 'rasa'ku  ini, telah berada di dalam genggaman Mas seutuhnya. Hingga saat ini, sudah tidak ada tempat lagi bagi lelaki lain di dalam hatiku."

"Apa yang engkau takutkan? Sehingga engkau begitu takut untuk menolak permintaan pak Tua dan orang-orang yang selama ini melecehkanmu? Apakah engkau kuatir jika dunia ini akan pergi meninggalkanmu? Sehingga engkau tak mampu untuk menolak ajakannya. Apakah janji surga dan ancaman neraka itu begitu membekas di dalam hatimu? Sehingga tujuan hidupmu itu semata-mata hanyalah untuk mendapatkan tempat di dalam surga dan menghindari neraka. 

Dan jika surga dan neraka itu adalah tujuan akhir dari kehidupanmu, kenapa engkau malah melupakan Tuhan-mu? Tuhan yang telah menciptakan surga dan neraka sebagai ganjaran bagi orang-orang yang selalu ingat dan melalaikan-Nya selama berada di dunia. 

Ada apa denganmu? Apakah setan dan permainan dunia itu telah membuatmu lupa, siapa engkau dan siapa Tuhan-mu yang sesungguhnya? Lihat aku, tatap aku dengan mata hatimu. Aku adalah aku yang akan selalu membangunkanmu dari tidur panjangmu.

"Aku,"

"Engkau adalah Bidadari kecil yang kutemukan tengah menangis sesegukan di tengah hujan malam. Bidadari kecil, yang kulihat tengah menangis sendirian di hadapan Tuhan. 

Engkau adalah Bidadari kesunyian yang aku temui tengah menangis sesegukan karena merasa dirimu itu begitu hina di hadapan Tuhan. Bidadari kecil, yang dari sang Waktu, aku tahu tengah terjebak di dalam kubangan dosa-dosa masa lalumu.

Engkau adalah Bidadari kecil, yang dari penghuni langit lainnya, aku tahu saat ini tak lagi mampu terbang dari kubangan dosa-dosa masa lalu, karena satu sayapnya telah patah akibat terbujuk rayuan setan di masa lalu. Dan engkau adalah Bidadari kecil, yang satu sayap-mu itu ada padaku. Dan aku adalah Binatang Jalang yang pernah merelakan 'pakaian'ku terbakar api neraka demi untuk mengambilkan sayap-mu itu. Sayap mungil yang tertinggal dan tronggok bersama bahan bakar api neraka lainnya.

Di jalan sunyi, tempat dimana aku pernah mengembalikan satu sayap-mu, dan juga mengobati semua luka-luka masa lalumu, saat itu, sambil melihat ke arahku, engkau berkata,"Aku milikmu, di saksikan oleh Tuhan-ku dan Tuhan-mu beserta para penghuni langit lainnya, aku serahkan hati dan 'rasa'ku, sepenuhnya hanya untukmu. Engkau Adam-ku dan aku adalah Hawa-mu. Di hadapan Tuhan Yang Maha Kasih kita menyatu. Jangan tinggalkan aku, karena aku begitu rapuh tanpamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun