Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[AdS] Bidadari yang Terabaikan

6 Mei 2019   06:41 Diperbarui: 7 Mei 2019   19:42 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil duduk dan pura-pura asyik dengan smartphone di tangan-nya, diam-diam dia kembali memperhatikan lelaki muda yang tampak cuek terhadapnya itu. Sambil mencuri-curi pandangan ke arah lelaki muda yang saat ini sedang menyalakan api rokok yang terselip di bibirnya itu. 

Dia mencoba memulai percakapan.

Tapi seperti setahun yang lalu, saat ini pun dia merasa bahwa mulut-nya sendiri sudah mulai susah untuk diajak bekerja sama dengan hatinya. Kendati hati-nya saat ini begitu ingin menyimpan rapat-rapat masalah pribadinya, tapi entah kenapa bibir tebal mungil-nya itu sepertinya tidak mau berhenti bicara pada lelaki muda di depan-nya itu. Hingga akhirnya, seperti setahun yang lalu, saat ini pun dia hanya mampu memaki dirinya sendiri di dalam hati. Memaki akan kecerobohan bibir mungil itu yang entah kenapa bisa keceplosan dan begitu percaya pada lelaki muda di depan-nya itu.

Aah.. Mungkin saja sebentar lagi dia akan menikahi rokok kesayangannya itu! Sambil meneguk kopi susu di dalam cangkir yang ada di dalam gengamannya, dia merasa jengkel sambil tersenyum geli melihat lelaki muda di depannya itu yang di lihatnya sedari tadi cuma diam seperti mahluk tanpa rasa mendengarkan semua ceritanya sedari tadi. 

Hem, seandainya saja bukan rokok itu yang di pegangnya sedari tadi. Membayangkan seandainya yang di genggam lelaki muda itu adalah tangannya, bukan bungkus rokok yang jelas-jelas benda mati. Wajah wanita berkulit kuning langsat itu bersemu merah. Merasa malu sendiri.

Dia sudah menikah belum ya? Jujur saja dia penasaran bercampur dengan rasa sedikit jengkel, sama seperti setahun yang lalu, lelaki muda di depan-nya ini cuma diam sambil tersenyum menjawab keingin tahuan-nya itu.

Atau jangan-jangan dia sudah mati rasa! Berpikir ke arah itu, diam-diam dia melirik ke arah bawah perut lelaki muda yang dari tadi cuma sesekali tersenyum sambil mendengarkan cerita-nya itu. Dari sekian banyak lelaki yang pernah bertemu dengan-nya. Baru sekali ini dia merasa di abaikan seperti ini! Bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang sangat sadar dengan potensi yang di milikinya. Dia tahu bahwa dari sekian banyak teman lelaki-nya, sebagian besar mereka ingin memilikinya. Dan dia sangat sadar kalau semua lelaki itu, pada umum-nya, di mana-mana sama saja. Gak bisa liat barang bagus seperti dirinya!

****

“Mas..,” suara wanita cantik berkulit kuning langsat itu terdengar pelan di telingaku.

-Bersambung-

Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun