Kerusuhan hebat terjadi dimana-mana. Berawal dari rasa kurang puas yang di tujukan oleh para pengikut salah satu pasangan capres-cawapres yang tidak terima paska pemilihan Presiden kala itu. Lambat laun, isu yang menjadi liar itu berkembang menjadi bola panas yang terus mengegelinding tanpa mampu dicegah oleh semuanya.
Beberapa wilayah yang dahulunya memang sudah bergejolak pada saat negara ini masih menjadi negara kesatuan. Para elit dari kubu pemberontak, pada saat itu berhasil memanfaatkan situasi yang sedang memanas itu hingga pertikaian elit politik terjadi di tingkat pusat sana.
Selanjutnya para elit dari kubu pemberontak yang selama ini memang di bantu oleh negara-negara luar yang memang tidak ingin adanya negara kesatuan ini berhasil memainkan isu, lalu menjadikan isu itu menjadi penyebab timbulnya pertikaian dimana-mana.
Isu yang berawal dari rasa tidak puas akibat salah satu pasangan capres-cawapres jagoan mereka kalah pada pilpres 2019 yang lalu itu berubah menjadi isu yang lebih besar lagi. Dan pada akhirnya, kelompok-kelompok yang selama ini memang sengaja di pelihara oleh elit politik untuk mendulang suara pada saat kampanye atau untuk mengalihkan isu pada kasus-kasus tertentu. Pada saat itu malah berhasil menguasai permainan yang tidak pernah mereka sangka-sangka sebelumnya.Â
Kerusuhan antar kelompok suku, ras, agama dan golongan (SARA) meluas dan tidak terbendung lagi, hingga akhirnya pada tahun 2020 negara Indonesia bubar menjadi beberapa negara bagian."
Aku terdiam mendengar penjelasan sang Waktu barusan. Padahal setahuku, pelaksanaan Pemilu 2019 serentak yang mencakup Pemilihan Legislatif (Pileg 2019) dan Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) baru akan berlangsung pada tanggal 17 April 2019 nanti.
Bagaimana mungkin saat ini sang Waktu mengatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah bubar pada tahun 2020 yang lalu? Memang sekarang tahun berapa?
"Apa benar ini dulunya adalah salah satu wilayah negara Indonesia?" tanyaku pada sekelompok anak muda yang saat ini tengah berada di depanku.
"Kata orang-orang tua kami, dahulunya memang wilayah ini  adalah bagian dari negara besar yang bernama Indonesia.Â
Tapi saat ini negara besar itu sudah tidak ada lagi. Menurut para tetua kami, dulunya perang antar suku dan golongan yang pada awalnya mulanya berawal dari media sosial lambat laun telah menimbulkan bibit-bibit kebencian di dunia nyata.
Perang besar yang terjadi pada waktu itu telah menghancurkan negara besar yang bernama Indonesia itu menjadi beberapa negara bagian.