Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku dan Sang Waktu

15 Januari 2019   22:45 Diperbarui: 15 Januari 2019   22:57 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dasar!" katanya lagi, lalu tertawa terpingkal-pingkal di depanku.

"Gambaran Setan seperti yang ada di dalam pikiranmu itukan hanya imajinasi yang berasal dari orang-orang yang sebenarnya belum pernah melihat wujud Setan yang sebenarnya." katanya lagi. seraya kembali menutup mulutnya. Hem, sepertinya memang ada yang dia sembunyikan di dalam mulutnya. Jangan-jangan dia memiliki gigi taring yang panjang seperti para Drakula, seperti yang pernah kulihat di layar televisi.

"Buka bajumu," katanya lagi masih memegang mulutnya sendiri sambil tertawa cekikikan di depanku.

"Tuh kan benar, engkau pasti berniat hendak menjerumuskan aku ke dalam kubangan dosa.." kataku lagi, sambil kembali menatap ke arah wanita cantik yang masih memegang mulutnya itu.

"Dasar! Hemm, kok bisa-bisanya Dewi empat musim menyukai orang sepertimu ya?" katanya lagi sambil melihat ke atas langit-langit ruangan bangunan megah berwarna hitam ini, lalu kembali tertawa terpingkal-pingkal di depanku. "Kenapa?" tanyanya lagi setelah tawanya sedikit reda. "Engkau malu membuka pakaianmu di depanku?" katanya lagi, lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tertawa cekikikan seolah sedang menggodaku.

"Membuka pakaian di depan wanita berkerudung biru dan wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu kenapa engkau tidak malu?" tanyanya lagi. Lalu tertawa lepas sambil melihat ke arahku yang tengah bengong sambil terus melihat ke arahnya.

"Bagaimana engkau bisa tahu, jika aku telah membuka pakaian kedua wanita itu?" tanyaku penasaran pada wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat di depanku ini.

"Ooo, jadi engkau yang membuka pakaian mereka? Bukan mereka yang membuka pakaianmu?" tanyanya lagi berlagak pilon.

"Iya," jawabku jujur.

"Dasar! Jadi apa lagi yang mesti kugoda dari orang sepertimu? Aku malah kuatir jangan-jangan sebentar lagi engkau yang bakal menggoda dan menjerumuskanku ke dalam kubangan dosa," katanya lagi, lalu kembali tertawa terpingkal-pingkal di depanku.

"Hemm," Cuma itu yang keluar dari mulutku mendengar ucapannya barusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun