Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita Berkerudung Bergo Panjang Merah Marun

29 Mei 2018   04:36 Diperbarui: 14 Februari 2019   22:35 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Tujuh

Siluman Harimau

7-siluman-harimau-5b1d6df1cf01b405684b9a64.jpg
7-siluman-harimau-5b1d6df1cf01b405684b9a64.jpg
*

“JADI bapak dulu dukun Harimau mak?” tanyaku sekali lagi. “Iya,” jawab wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini singkat. 

“Bisa berubah jadi harimau juga mak? tanyaku penasaran. “Iya,” jawab wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini lagi.

“Jadi bapak dulu menurunkan ilmu itu sama emak, berarti emak bisa berubah menjadi harimau juga seperti bapak?” tanyaku lagi pada wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang hanya diam tak menjawab di atas tubuhku ini.                        


Saat ini birahiku benar–benar  sudah memuncak, melihat wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang berwarna merah marun ini, aku seperti sudah tidak perduli jika ada ada orang lain di rumah ini selain kami berdua, saat ini aku betul–betul menginginkannya, nafasku berat dan tersengal-sengal menahan nafsu birahiku sendiri. 

Seperti tahu apa yang ada di dalam pikiranku, wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini menatap tajam ke arah bola mataku, mata kami beradu pandang, dan tiba-tiba.

“Duar…”

Suara petir di luar rumah membuyarkan bayangan yang muncul di kedua pelupuk mataku barusan, masih dengan nafas sedikit memburu, dan tersengal. Kulihat wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini memalingkan wajahnya ke tempat lain, wajahnya memerah, aku tak perduli.

”Ajarkan saya mak,” pintaku pada wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang kembali menatap tajam kearahku. 

“Makkk..” 

Suaraku bergetar. Birahiku memuncak, bayangan mimpi semalam kembali muncul.

“Ilmu itu hanya bisa dimiliki dan di gunakan oleh orang yang memang benar–benar berjodoh dengan ilmu tersebut, ilmu itu di turunkan secara turun temurun, jika pemiliknya sudah meninggal maka harimau Ghaib itu akan pergi dengan sendirinya. meninggalkan pemiliknya tersebut, kembali ke Alam Ghaib sampai nanti ada lagi anak manusia yang akan berjodoh dengannya, kecuali,” 

Wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini tidak meneruskan ucapannya.

“Kecuali apa mak?” tanyaku penasaran pada wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun di depanku ini.

Setelah kutunggu sekian lama dan tetap tidak ada jawaban darinya, aku kembali berucap.  “Aku ingin ilmu itu mak..” pintaku setengah memaksa.

ENTAH kenapa saat ini aku begitu berani terhadap wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun di depanku ini, dorongan nafsu birahi yang saat ini tengah menguasi diriku, sepertinya sudah mengalahkan akal sehatku. Aku seperti lupa dengan semua cerita pemilik sampan yang kunaiki sebelum sampai ke tempat ini, yang menurutnya. Selain ada harimau asli di sini, menurut kepercayaan orang–orang tua-nya dulu. Tempat ini adalah tempat tinggal para Siluman harimau.

Siluman harimau, manusia harimau, harimau jadian, atau inyik adalah siluman yang memiliki karakteristik harimau yang terdapat pada seorang manusia. Pemilik ilmu jenis ini akan tidak berbeda dengan harimau dalam kehidupan-nya, bahkan sosoknya di takuti sebagai mana naluri manusia saat menjumpai harimau. 

Pada awalnya ilmu harimau merupakan ilmu sihir yang bertujuan untuk mempertahankan diri dari serangan harimau nyata. Ilmu yang di tekuni siluman harimau berasal dari sumatera. Ilmu ini akan turun ke generasi berikutnya. 

Raja-raja pada zaman dahulu di sumatera terutama suku melayu, suku minang dan suku rejang banyak memiliki ilmu harimau secara turun temurun. Di jawa barat, suku sunda juga memiliki kepercayaan bahwa Prabu Siliwangi juga merupakan pemilik ilmu siluman harimau.

Saat ini aku bahkan tidak perduli lagi jika seandainya wanita di hadapanku ini berubah menjadi harimau lalu mencabik–cabik sekujur tubuhku. Mataku terus terus menatap liar wajahnya yang bersemu merah, merayap turun ke bawah, menikmati setiap lekukan tubuh di balik kerudung bergo panjang warna merah marun yang di kenakannya, sedikit nakal kugerakan pahaku, agar bisa lebih menyentuh “kewanitaan”nya yang sedari tadi terasa hangat menindih kedua pahaku itu.

Kain celana hitam tipis yang dikenakannya, tak cukup kuat menahan serangan bertubi-tubi nafsu birahiku yang terus bergerak liar, merayap masuk lalu mengobrak–abrik jantung pertahanan iman-nya. tubuhnya bergetar hebat menahan gejolak birahi yang mulai menguasainya saat ini.

“Berat saratnya bang, bukan seperti ilmu lainnya yang bisa di pelajari semua orang, taruhan-nya nyawa, jika abang tidak berjodoh dengan ilmu itu maka abang akan mati mengenaskan, dengan tubuh tercabik–cabik oleh cakaran dan gigitan harimau,” jawab wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini, suaranya mendesah serak, berusaha menahan gejolak birahinya sendiri.

”Aku tidak perduli mak, apa syaratnya?” tanyaku sedikit memaksa. Setelah cukup lama diam tak bersuara, akhirnya dia membuka mulutnya. ”Jika pemilik ilmu itu adalah seorang wanita, maka abang harus menyetubuhinya,” jawab wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini lirih, mukanya memerah, suaranya serak nyaris tak terdengar.

**

BINATANG JALANG yang sedari tadi berusaha keluar dari dalam diriku berhasil merobek kulit dadaku, sambil meraung keras dia melompat, lalu menerkam wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun di atasku, taring tajamnya berhasil menggigit lehernya. Wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini diam terpaku, matanya mendelik, melihat binatang jalang itu sudah siap untuk mencabik–cabik seluruh tubuhnya.

Mata kami beradu pandang, wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun itu memahami betul apa keinginanku saat ini. 

“Bangg…” 

Wanita berkulit sawo matang yang sudah cukup berumur ini merintih serak, sebelum kembali melanjutkan ucapannya. ”Emak takut bang, seandainya abang tidak berjodoh dengan ilmu itu, tubuh abang akan tercabik- cabik oleh cakaran dan gigitan harimau,”

Aku tak menjawab, nafasku memburu. Aku tidak memperdulikan ucapannya.

“Sekalipun nanti ternyata aku akan mati dengan tubuh tercabik–cabik oleh cakaran dan gigitan emak yang sudah berubah menjadi harimau, aku iklas,” kataku setengah berbisik di telinganya. 

Aku semakin liar. Wanita berkulit sawo matang yang sudah cukup berumur itu mencoba berontak, berusaha melepaskan diri.

“Lepaskan emak bang,” kata wanita berkulit sawo matang yang sudah cukup berumur dengan suara serak. “Kulepaskan tapi mak harus janji menurunkan ilmu itu pada ku,” jawabku, setengah memaksa, sebelum melepaskannya.

“Iya emak janji..” Akhirnya pelan–pelan kulepaskan pelukanku pada tubuh Wanita berkulit sawo matang yang sudah cukup berumur ini.

Bersambung

Sumber; 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun