Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naskah Cerita

28 Mei 2018   04:36 Diperbarui: 11 Februari 2019   22:23 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa rekan kerjaku menanyakan perkembangan bisnis istriku. Menurut pengakuan mereka ternyata beberapa waktu yang lalu, istriku pernah meminjam modal dalam bentuk uang yang lumayan banyak pada mereka, walau sedikit kaget kala itu, karena istriku selama ini tidak pernah bercerita, kalo dia sudah mengajak dan meminjam modal kepada beberapa teman-ku, tapi ketika itu sambil tersenyum aku cuma bilang.

"Baik.."

Dan belakangan ku ketahui, istriku ternyata sudah mulai jarang pulang ke rumah, mungkin di karenakan kesibukan-nya berbisnis di luar kota. hingga setiap kali aku pulang kerumah, terkadang aku hanya menjumpai Bi Inah, orang tua yang sudah lama bekerja untuk membantu kami di keluarga ini, dan bi inah ini sudah ku anggap seperti keluarga sendiri, terakhir ku tanya bi inah cuma bilang;

"Ibu sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah pak , pergi sama teman bisnisnya yang biasa itu.."

Sambil melepaskan penat di Sofa, kucoba hubungi nomor ponselnya, tapi kedua nomornya tidak ada yang aktif, begitupun dengan ponsel anak ku yang paling kecil, kucoba hubungi saudara-saudara ipar dan mertua ku di kampung sana, mana tau dia pulang kampung. Ternyata mereka pun tidak tahu dimana anak dan istriku berada saat ini.

"Ehm,,sudah sedemikian sibuk-nyakah? hingga pergi menginap di luar kota beberapa hari lamanya pun, tidak sempat memberi kabar padaku?"

***

Entah sudah berapa lama aku duduk disamping pusara anakku, diam seribu bahasa tanpa mampu mengucapkan sepatah katapun, tiada air mata, tiada ratapan seperti beberapa hari yang lalu. Karena menurutku itu semua percuma, dan takkan mungkin bisa mengembalikan putraku lagi.

"Ehmm,., Saat ini aku merasa tenang sekali, beban berat yang selama ini selalu menggelayut di kedua pundakku, telah ku hempaskan dan ku buang jauh-jauh semuanya. hemmmm.....kini aku tidak lagi memperdulikan apapun pendapat orang lain tentangku, aku adalah aku, jalan ku bukan jalanmu, begitupun jalanmu bukan jalanku."

Sore itu ketika sedang berjalan seorang diri, beberapa anak kecil mengikuti-ku dari belakang, sambil terus mengikuti dan terus memanggilku.

" Orang gila....orang gila,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun