Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Nh Dini, Satu Nama dengan Banyak Versi

7 Mei 2023   11:28 Diperbarui: 8 Mei 2023   18:06 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompak memilih untuk menulis Nh. Dini (dok.pribadi).

Untuk keperluan siaran radio waktu itu Nh. Dini menggunakan nama "Hasri". Pernah ia beralih ke "H. Dini", tapi kurang disetujui oleh orang RRI. 

Di sisi lain ketika bertemu dengan orang baru, kadang Nh. Dini memperkenalkan dirinya dengan "Sri Hardini". Teman-teman dan orang-orang sekeliling yang bergaul sehari-hari memanggilnya "Sri", "Nik", "Har", dan "Hardini". Sedangkan keluarga dan kerabat dekat memberi panggilan sayang "Puk".

Suatu hari pelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Guru yang bernama Ramuno memanggil "Dini". Namun sang pemilik nama tidak merespons karena merasa bukan ia yang dipanggil. Guru pun mengulangi panggilan dan sang pemilik nama baru mengerti arah panggilan tersebut. 

Semenjak hari itu, mengikuti panggilan yang diberikan oleh sang guru, nama "Dini" semakin populer. Terutama di lingkungan sekolah. Sri Hardini pun mengambil keputusan.

"Mulai dari hari itu pula nama yang kupergunakan sebagai tanda tangan di bawah karangan-karanganku kuganti, menjadi Nh. Dini", ungkapnya dalam Sekayu.

Jadi kesadaran untuk memiliki nama profesional sebagai seorang penulis telah muncul sejak SMP. Dari banyak nama keakraban yang bergantian digunakan untuk memanggil, Nurhayati Sri Hardini akhirnya memilih "Nh. Dini".


**

Minggu (19/2/2023) pagi di teras rumah Sekayu saya diperlihatkan sebuah potongan kertas oleh Oeti Adiyati, keponakan Nh. Dini. 

Itu merupakan pembatas buku yang dibuat untuk pondok baca yang pernah didirikan oleh Nh. Dini. Tanda tangannya tergores di atas pembatas buku. Sementara namanya tercetak dalam huruf kapital: "N.H. DINI".

N.H. DINI (dok.pribadi).
N.H. DINI (dok.pribadi).

Sekarang artikel ini saya tayangkan sebagai cerita kedelapan dari "Menemui Nh. Dini". Menarik untuk dinanti bagaimana Kompasiana akan memoderasi judul artikel ini. Apakah diloloskan tayang dengan menggunakan "Nh. Dini", "NH Dini", "N.H. Dini" atau versi lainnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun