Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gara-gara Ferdy Sambo, Para Ajudan Se-Indonesia Menjadi "Insecure" dan Saling Curiga?

15 Agustus 2022   08:35 Diperbarui: 15 Agustus 2022   08:49 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ferdy Sambo (foto: VIVA/M Ali Wafa).

Begitu pula pejabat sering berusaha membuat ajudannya tetap "setia" sekaligus merasa "hutang budi". Salah satunya dengan memfasilitasi dan memudahkan perjalanan karirnya.

Siapa yang tak ingin karirnya moncer? Siapa pula yang tak mau disegani karena menjadi orang dekat pejabat?

Namun, sekarang agaknya situasi dan pandangan sedikit berubah. Mulai muncul kekhawatiran yang menghantui benak para ajudan di Indonesia.

Nasib malang yang menimpa Brigadir J bisa jadi membuat sejumlah ajudan para pejabat  merasa insecure. Mereka mulai memikirkan nasib dan keselamatannya. Merasa baik-baik saja bukan berarti tidak ada sesuatu yang sedang mengancam mereka dari belakang. Jika sebelumnya menjadi ajudan pejabat dipandang penuh gengsi, kini justru dipandang penuh risiko. 

Jika selama ini menjadi ajudan disyukuri karena menjamin kemajuan karir dan kenaikan pangkat, maka pembunuhan Brigadir J yang diotaki oleh atasannya sendiri menunjukkan bahwa profesi ajudan sangat rentan dengan ancaman dari orang terdekat. Persekongkolan jahat yang merenggut nyawa Brigadir J memperlihatkan bahwa profesi ajudan sangat rawan dan dikelilingi ancaman.

Entah seperti apa kecamuk yang sedang dialami oleh banyak ajudan di negeri ini sekarang. Membayangkan nasib Brigadir J agaknya membuat para ajudan lain menjadi bimbang. Di satu sisi, profesi mereka sangat strategis sebagai pendongkrak karir. Namun, di sisi lain "kedekatannya" yang intens dengan pejabat membuat ajudan dipenuhi dilema.

Misalnya, mengetahui banyak rahasia pribadi pejabat atau atasan dengan sendirinya menjadikan ajudan sebagai penyimpan rahasia. Mereka dihadapkan pada dua pilihan sulit. Yakni, menjadi orang baik atau ajudan yang baik.

Menjadi orang yang baik berarti mengikuti hati nurani. Sedangkan menjadi ajudan yang baik berarti harus mengikuti perintah pejabat yang jadi atasannya.

Kekejaman Ferdy Sambo yang membunuh ajudannya sendiri agaknya mulai membuat banyak ajudan di seluruh Indonesia saling menaruh curiga satu sama lain. Kawan yang akrab di siang hari, bisa jadi berubah pada malam hari. Kolega yang baik di kantor, bisa jadi mengancam di luar kantor. Atasan yang baik, bisa jadi menyimpan skenario jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun