Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Plot Twist "Membagongkan" Piala AFF U19, Kerja Bandar Judi?

14 Juli 2022   09:10 Diperbarui: 14 Juli 2022   09:12 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malaysia vs Vietnam di semifinal Piala AFF U19 tahun 2022 (foto: aseanfootball.org).

Malaysia dan Laos memperteguh kenyataan bahwa Indonesia memang belum selayaknya memenangi Piala AFF U19. Sebab mencetak satu gol ke gawang Thailand dan Laos saja Garuda belum sanggup.

Alur yang sangat melintir. Piala AFF U19 terus memunculkan drama. Turnamen kelompok usia yang tak seberapa gengsinya ini kembali menghadirkan kejutan sekaligus kelucuan.

Belum tuntas kegaduhan akibat gagalnya Timnas Indonesia ke semifinal yang diduga akibat main mata antara Thailand dan Vietnam, drama lainnya tercipta. Tak tanggung-tanggung dua laga semifinal sekaligus bergulir di luar dugaan. Lagi-lagi melibatkan Thailand dan Vietnam.

Dua negara "berteman baik" tersebut dibantai lawan-lawannya. Vietnam dihancurkan Malaysia dengan 3 gol. Sedangkan Thailand dipermalukan Laos dengan 2 gol.

Dua tim terkuat dari grup paling kompetitif dikalahkan 2 tim yang tak diunggulkan. Final Piala AFF U-19 pun seketika berubah alur prediksinya. 

Semula banyak pihak menduga gelar juara hampir pasti disegel oleh Thailand atau Vietnam. Sebab dua negara itulah yang dianggap paling layak. Selain kekuatan sepakbolanya di atas negara Asean lainnya, Thailand dan Vietnam juga berhasil menyingkirkan Indonesia dari peta persaingan. Timnas Garuda yang sangat produktif sebelumnya memasang target meraih juara. 

Namun, siapa sangka Thailand dan Vietnam tak berdaya di hadapan Laos dan Malaysia. Stadion Patriot Chandrabhaga pun menjadi saksi bagaimana doa para pendukung Indonesia terjawab.

Karma, begitulah banyak pendukung Indonesia menyebut kekalahan Thailand dan Vietnam di semifinal kemarin. Balasan atas intrik yang diperlihatkan oleh Thailand dan Vietnam di laga terakhir grup yang secara tragis membuat Indonesia tersingkir, ternyata datang sangat cepat di laga semifinal. 

Pendukung Timnas Indonesia yang sudah tak terlibat dalam turnamen pun seketika riuh. Seolah lupa pada rivalitas dan sentimen dengan Malaysia, para pendukung Garuda mendadak ikut merayakan kemenangan Harimau Malaya. Ucapan terima kasih dihaturkan kepada negeri jiran karena dianggap telah membalaskan sakit hati Tim Merah Putih. 

Begitu pun sanjungan kepada Timnas Laos. Negara yang sering menjadi lumbung gol atau sekadar pelengkap turnamen tersebut berhasil merusak alur cerita sekaligus mewakili keinginan pendukung Indonesia untuk menyingkirkan Thailand.

Walau demikian, di antara riuh kepuasan batin pendukung Timnas Indonesia melihat kegagalan Thailand dan Vietnam, tetap muncul kecurigaan mengenai skenario Piala AFF U19. 

Ada yang menganggap Thailand dan Vietnam sengaja mengalah atas Laos dan Malaysia. Tujuannya untuk meredam tekanan tinggi dari Indonesia yang telah mengajukan protes ke AFF atas dugaan pengaturan skor dalam laga Thailand vs Vietnam di grup.

Agar AFF tak menyelidiki lebih jauh laporan Indonesia, Thailand dan Vietnam memilih melepaskan peluang juara. Konspirasi tersebut dianggap jalan tengah karena pada akhirnya Indonesia, Thailand, dan Vietnam sama-sama tak menjadi juara.

Ada pula yang menaruh curiga bahwa bandar judi telah masuk ke laga semifinal kemarin. Memang sepakbola menjadi olahraga yang paling seksi di arena judi dan sepakbola Asean sudah berulang kali diterpa isu judi serta mafia.

Melihat bagaimana pemain Thailand hanya menyentuh pelan bola di depan gawang Laos yang sudah ditinggal kiper memang cukup mengejutkan. Entah pemain Thailand tidak bisa mengarahkan kakinya tepat pada bola atau memang kurang berminat mencetak gol. Peluang yang 99% bisa menjadi gol saat kedudukan 1-0 itu pun tak menghasilkan apa-apa. Bahkan, Laos kembali menambah gol di separuh akhir babak kedua.

Namun, agaknya skenario "sengaja mengalah" dan "kerja bandar judi" lebih baik disingkirkan. Sebab melihat permainan Malaysia dan Laos, kedua negara tak sekadar sulit dikalahkan. Malaysia dan Laos juga bermain dengan cerdas dan taktis. Digempur terus menerus, Malaysia dan Laos memperlihatkan kegigihan dan ketenangan yang membuat Vietnam dan Thailand hanya bisa menguasai bola tanpa mengantarkannya ke gawang.

Bagi saya, keberhasilan Malaysia dan Laos menjejak final Piala AFF U19 seharusnya menambah kesedihan pendukung Indonesia. 

Bukan ikut mengamini judi atau karma yang berlaku pada Thailand dan Vietnam, kemenangan Malaysia dan Laos justru semakin memperlihatkan bahwa Timnas Indonesia memang belum selayaknya ke final dan menjadi juara. Sebab Malaysia dan Laos ternyata lebih baik dari Indonesia.

Buktinya, kedua negara itu berhasil membobol gawang Vietnam dan Thailand lebih dari sekali. Sedangkan Garuda mencetak satu gol pun tak sanggup. Jadi siapa yang lebih pantas juara?

Plot twist Piala AFF U19 tahun 2022 memang "membagongkan". Tapi bukan untuk Indonesia jadi juara. Kenyataan itu perlu kita terima dengan lapang dada. 

Sekarang saatnya kita mempelajari tutorial dari Malaysia dan Laos tentang bagaimana cara mencetak gol ke gawang Thailand dan Vietnam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun