UEFA pun menyerahkan urusan booking stadion kepada panpel. Sayangnya, panpel belum siap. Lagipula ketua panpel mengira bahwa kedekatannya dengan pengelola stadion bisa memudahkannya berkompromi dalam urusan penyewaan dan pembayaran stadion.
Namun, relasi kedekatan itu ternyata tak berlaku lagi. Bisnis tetaplah bisnis. Profesionalitas nomor satu. Pembiayaan stadion tetap harus dilunasi sebelum kick off.
Tarik ulur dan upaya lobi yang alot membuat pengelola stadion, panpel, dan UEFA harus menggelar rapat darurat untuk menemukan titik temu sesegera mungkin. Sebab laga final tak mungkin dibatalkan atau pindah stadion. Tak boleh pula masalah booking yang belum beres ini tersiar ke publik.
Apa jadinya jika laga final Liga Champions batal digelar karena stadion belum dibooking 100%? Pasti akan menjadi skandal dan aib yang sangat memalukan. UEFA akan kehilangan muka dan kepercayaan. Akibat terburuknya ialah klub-klub besar Eropa akan memboikot Liga Champions dan memilih mewujudkan gagasan kompetisi tandingan yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan.
Akhirnya final Liga Champions tetap digelar di Stade de France sesuai jadwal meski mundur lebih dari 30 menit. Untungnya penundaan terjadi bukan karena panpel harus menunggu pejabat yang terlambat hadir. Bukan pula karena urusan booking stadion yang belum beres.
Ternyata kick off laga Liverpool melawan Real Madrid tertunda karena terjadi masalah di luar stadion. Dari beberapa unggahan video di twitter diketahui bahwa belum semua penonton bisa masuk ke stadion. Sejumlah suporter Liverpool bahkan tertahan di luar stadion meski memiliki tiket resmi.
Sempat terjadi kericuhan dengan aparat keamanan yang berjaga di pagar. Sementara aparat tidak membukakan akses masuk, beberapa suporter berusaha menerobos dan memanjat pagar. Aksi kejar-kejaran antara suporter dan aparat keamanan pun terjadi.
Entah bagaimana akhir dari masalah di luar stadion tersebut. Yang jelas final Liga Champions telah menghasilkan pemenang. Tak perlu disebut di sini karena semua sudah tahu siapa yang jadi juaranya.
Oh ya. Semoga tidak ada teori konspirasi bahwa tertundanya laga final merupakan bagian dari rencana licik untuk merusak konsentrasi salah satu tim. Jangan ada yang menganggap bahwa selama penundaan telah terjadi lobi di ruang ganti dan ruang wasit demi memenangkan salah satu tim.
Setidaknya perlu diingat bahwa ini Liga Champions. Bukan liga dagelan.