Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Final Liga Champions Tertunda karena Stadion Belum Di-booking?

29 Mei 2022   10:54 Diperbarui: 29 Mei 2022   11:02 484 2
Empat tahu bakso yang saya goreng dadakan sudah ludes saat Camila Cabello mulai bernyanyi membuka seremoni final Liga Champions Eropa pada Minggu (29/5/2022) pagi. Padahal cemilan itu sedianya saya siapkan guna menemani babak pertama pertandingan antara Liverpool melawan Real Madrid.

Namun, apa boleh buat kick off tertunda sekitar 40 menit. Sesuatu terjadi di stadion sehingga pertandingan tak bisa dimulai sesuai jadwal. Cemilan pun akhirnya saya santap lebih dulu meski laha belum dimulai.

Lamanya penundaan sempat membuat saya berpikir bahwa panitia pelaksana (panpel)  final Liga Champions sedang menunggu beberapa pejabat penting seperti Presiden atau Menpora Prancis yang belum hadir di stadion. Barangkali para pejabat sudah ditetapkan akan memberikan sambutan di tengah lapangan stadion Stade de France.

UEFA mungkin merasa laga-laga puncak kompetisi sepakbola di Eropa terlalu membosankan seremoninya. Tidak seperti di Indonesia yang pada setiap pertandingan final atau pembukaan pasti meriah karena didahului basa-basi sambutan dari para pejabat.

Biasanya dimulai dengan sambutan dan laporan dari ketua panpel, lalu dilanjutkan sepatah dua patah kata dari ketua federasi. Setelah itu sambutan dari Menteri Olahraga. Jika kepala daerah ikut hadir, ia pun akan mendapat giliran bicara.

Pokoknya pejabat diberikan kesempatan tampil dan eksis di tengah-tengah stadion. Maka setelah memberi sambutan, para pejabat akan menghampiri para pemain untuk bersalaman. Tak lupa berfoto agar ada bukti bahwa mereka mendukung sepakbola secara nyata.

Seremoni tak berhenti di situ. Masih dilanjutkan dengan prosesi penyerahan bola. Biasanya dari Menpora atau kepala daerah, bola diberikan kepada wasit. Atau pejabat itu akan menendang bola di lingkaran tengah sebagai tanda kick off.

Nah, mungkin UEFA berencana menerapkan seremoni dan prosesi khas Indonesia tersebut. Presiden UEFA, Presiden FIFA, Menpora Prancis, dan ketua panpel lokal sedianya akan memberikan sambutan serta menyalami satu per satu pemain Liverpool dan Real Madrid. Hanya saja salah satu di antara pejabat tersebut terlambat hadir di stadion sehingga panpel harus menunggunya.

Pikiran liar saya juga sempat berburuk sangka bahwa final Liga Champions tertunda karena stadion belum dibooking. Atau sudah dibooking dengan hanya membayar uang muka sehingga pengelola stadion menganggap booking belum clear. Sementara panpel dan UEFA berpandangan pembayaran uang muka sudah sah sebagai tanda booking.

Komunikasi dan pemahaman yang tidak sama tersebut menimbulkan masalah pada hari penyelenggaraan final. Pengelola stadion menagih pelunasan 100% sebelum kick off.

UEFA pun menyerahkan urusan booking stadion kepada panpel. Sayangnya, panpel belum siap. Lagipula ketua panpel mengira bahwa kedekatannya dengan pengelola stadion bisa memudahkannya berkompromi dalam urusan penyewaan dan pembayaran stadion.

Namun, relasi kedekatan itu ternyata tak berlaku lagi. Bisnis tetaplah bisnis. Profesionalitas nomor satu. Pembiayaan stadion tetap harus dilunasi sebelum kick off.

Tarik ulur dan upaya lobi yang alot membuat pengelola stadion, panpel, dan UEFA harus menggelar rapat darurat untuk menemukan titik temu sesegera mungkin. Sebab laga final tak mungkin dibatalkan atau pindah stadion. Tak boleh pula masalah booking yang belum beres ini tersiar ke publik.

Apa jadinya jika laga final Liga Champions batal digelar karena stadion belum dibooking 100%? Pasti akan menjadi skandal dan aib yang sangat memalukan. UEFA akan kehilangan muka dan kepercayaan. Akibat terburuknya ialah klub-klub besar Eropa akan memboikot Liga Champions dan memilih mewujudkan gagasan kompetisi tandingan yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan.

Akhirnya final Liga Champions tetap digelar di Stade de France sesuai jadwal meski mundur lebih dari 30 menit. Untungnya penundaan terjadi bukan karena panpel harus menunggu pejabat yang terlambat hadir. Bukan pula karena urusan booking stadion yang belum beres.

Ternyata kick off laga Liverpool melawan Real Madrid tertunda karena terjadi masalah di luar stadion. Dari beberapa unggahan video di twitter diketahui bahwa belum semua penonton bisa masuk ke stadion. Sejumlah suporter Liverpool bahkan tertahan di luar stadion meski memiliki tiket resmi.

Sempat terjadi kericuhan dengan aparat keamanan yang berjaga di pagar. Sementara aparat tidak membukakan akses masuk, beberapa suporter berusaha menerobos dan memanjat pagar. Aksi kejar-kejaran antara suporter dan aparat keamanan pun terjadi.

Entah bagaimana akhir dari masalah di luar stadion tersebut. Yang jelas final Liga Champions telah menghasilkan pemenang. Tak perlu disebut di sini karena semua sudah tahu siapa yang jadi juaranya.

Oh ya. Semoga tidak ada teori konspirasi bahwa tertundanya laga final merupakan bagian dari rencana licik untuk merusak konsentrasi salah satu tim. Jangan ada yang menganggap bahwa selama penundaan telah terjadi lobi di ruang ganti dan ruang wasit demi memenangkan salah satu tim.

Setidaknya perlu diingat bahwa ini Liga Champions. Bukan liga dagelan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun