Kedisplinan pada tingkat keluarga menentukan keberhasilan pencegahan Covid-19. Sedangkan sikap abai dari anggota keluarga bisa mengancam keselamatan keluarga secara keseluruhan.
Pandemi Covid-19 sudah memperlihatkan banyak kepedihan keluarga yang kehilangan anggotanya. Banyak orang baru sadar betapa nikmatnya berada di tengah keluarga setelah ada anggota keluarganya yang pergi akibat Covid-19. Oleh karenanya kebersamaan keluarga menjadi semakin berarti saat ini.
Berikutnya ada "D" yang berarti "Diupayakan Menggunakan Masker". Sekilas imbauan ini lebih lemah dibanding kewajiban memakai masker. Kata "diupayakan" terkesan tidak tegas.
Namun, di sisi lain kepatuhan menggunakan masker kadang justru timbul dengan pendekatan persuasif. Kata "diupayakan" mengandung makna bahwa motivasi penggunaan masker perlu bersumber dari kesadaran diri sendiri.Â
Daripada dipaksa terus menerus, setiap orang sebaiknya melihat pada kebutuhan diri sendiri dan keluarganya bahwa masker penting untuk melindungi mereka.Â
Lagipula ketika melihat gambar wanita menggunakan masker di spanduk perumahan, warga diharapkan bisa mencontoh perilaku tersebut.
Terakhir ialah "A" yang merupakan ajakan untuk "Aktif Berolahraga". Aktivitas fisik seperti olahraga terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh yang berguna untuk melawan serangan Covid-19. Oleh karena itu, berolahraga tetap perlu dilakukan selama pandemi.
Penempatan ajakan "Aktif Berolahraga" di urutan terakhir merupakan langkah tepat. Seperti halnya urutan sila Pancasila yang saling mengisi sekaligus melingkungi antar sila.Â
Maka aktivitas olahraga selama pandemi pun harus mengikuti koridor "sila-sila" di atasnya, yakni "Jangan Berkerumun", "Aktif Mencuci Tangan", dan seterusnya.
Jika semua hal di atas bisa dipatuhi, penularan dan penyebaran Covid-19 bisa ditangani secara lebih maksimal.