
Kalau bisa dapat gratis dari aparat, mengapa harus beli sendiri? Begitulah keberuntungan yang disyukuri oleh para pelanggar protokol kesehatan setiap kali mendapatkan hadiah masker dari aparat.
Lonjakan kasus positif Covid-19 yang kembali terjadi sekarang merupakan produk dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker.Â
Oleh karena itu, kebiasaan "giveaway" masker oleh aparat mestinya ditinjau ulang. Pembagian masker gratis yang tanpa disertai hukuman berat dan tegas hanya membuat orang semakin meremehkan masker.
Sudah saatnya "giveaway" masker diganti dengan "tebus masker". Setiap pelanggar protokol kesehatan yang tidak menggunakan masker mesti diwajibkan menebus masker dengan harga tertentu.
Tak perlu mahal-mahal. Cukup membayar Rp5000 untuk selembar masker. Esensinya bukan pada nominal, tapi dengan cara demikian orang akan lebih menghargai masker dan memiliki keinginan menggunakannya karena tidak ingin menyia-nyiakan uang yang telah dibayarkan. Aturan "tebus masker" pun harus ditegakkan secara konsisten.

Tulisan itu sebenarnya berbunyi, "masker sudah semurah ini, kalian masih cari alasan lain?"
Hendak pula menghidupkan kembali kesadaran mereka yang dulu rela antre di apotek dan keluar masuk minimarket demi mendapatkan masker, tapi kini merasa lelah dan bosan menggunakan masker.
Tulisan "SEDIA MASKER Rp.1.000" di toko peralatan medis itu juga menyindir keras kebiasaan "giveaway" masker oleh aparat. Seolah ingin berkata, "masker sudah semurah ini, masih mau terus memanjakan para pelanggar protokol kesehatan?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI