Undian yang mempertemukan seorang pebulutangkis dengan lawan-lawan yang mudah pada setiap babak bisa jadi karena Dewi Fortuna telah jatuh cinta padanya.
The Daddies dengan intelegensinya merupakan pasangan dewa bulutangkis ganda putra saat ini. Sedangkan The Minions dengan bakat dan keajaibannya telah mencapai taraf "setengah dewa", seperti halnya jagat sepakbola mengakui Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sebagai "alien".
Jadi tak sesuai kapasitasnya Dewi Fortuna mencampuri laga antar dewa. Tak cukup kapasitas Dewi Fortuna untuk mengendalikan kualitas permainan Ahsan/Hendra dan Marcus/Kevin.
Para dewi dan dewa keberuntungan mungkin ada di sekitar arena menyaksikan duel antara Ahsan/Hendra vs Marcus/Kevin. Akan tetapi mereka tak bisa bekerja dalam derby Indonesia ini.
Apalagi pertandingan berlangsung di arena angker bernama Istora. Menyaksikan gelora suporter Indonesia yang luar biasa gila, Dewi Fortuna bisa jadi minder karena kegilaan superter Istora bisa lebih kuat pengaruhnya.
Lagipula memang tak perlu Dewi Fortuna karena ada Tuhan yang sedang tersenyum di sana.Â
Istora sebagai gelanggang bulutangkis adalah tempat yang berulang kali memperlihatkan gambaran harmoni yang dikehendaki Tuhan atas masyarakat Indonesia yang beragam.Â
Orang-orang dengan berbagai latar belakang berbeda menyatu sebagai supertor di Istora. Tak peduli asal-usulnya, dukungan dari mereka satu dan untuk satu-satunya, yakni Indonesia.
Telah berulang kali kita saksikan mereka yang berbeda itu bergandengan tangan, berpelukan, dan bergotong royong untuk membuat bangsa ini tersenyum.