Dalam olahraga ada sebuah mitos tentang pembawa keberuntungan bernama "Dewi Fortuna". Meski hanya mitos, ia diyakini eksis dan hidup nyata seolah-olah bukan mitos.
Dewi atau dewa yang satu ini sering sangat diharapkan campur tangannya oleh atlet, pelatih maupun suporter agar keberuntungan dan kemenangan berada di pihak mereka.Â
Ujaran dan harapan "semoga dewi fortuna berpihak pada kita", merupakan pengakuan terhadap peran dan eksistensi Dewi Fortuna.
Saat dua tim yang sama-sama tangguh sedang bertanding dan sulit diprediksi pemenangnya, Dewi Fortuna bisa muncul begitu saja di ujung pertandingan untuk menentukan hasil akhir lewat kejadian yang seringkali dramatik, tapi juga sulit dijelaskan.
Atlet yang bermain buruk bisa secara ajaib memenangi pertandingan lewat sebuah keberuntungan. Sebaliknya keberuntungan itu tak pernah didapatkan oleh lawan yang sebenarnya lebih layak menang. Di sini Dewi Fortuna telah ikut bermain.
Dewi Fortuna bisa jadi sering ikut menonton dari sudut tribun paling jauh dalam sebuah pertandingan yang membosankan.Â
Namun, ia tidak ingin penonton kecewa dan bekerjalah ia secara senyap sehingga pertandingan yang tidak menarik itu selesai dengan munculnya seorang pemenang yang seolah-olah telah bertarung lebih hebat daripada lawannya.
Seorang pembalap motor yang tiba-tiba terpeleset lalu tersalip hanya beberapa meter sebelum garis finish patut dicurigai ia punya masalah dengan Dewi Fortuna sehingga sang dewi menjauhinya.
Kalau dalam sepak bola, sebuah gol bunuh diri yang menentukan atau sepakan yang berulang kali membentur mistar dan tak masuk ke gawang sering disebut sebagai akibat dari kehadiran dan ketidakhadiran Dewi Fortuna.
Teknologi VAR yang sudah diterapkan dua tahun terakhir memperlebar pintu masuk dan jalan bagi Dewi Fortuna untuk masuk ke dalam lapangan. VAR merupakan wujud mutakhir dari Dewi Fortuna di era teknologi.
Demikian pula dalam arena bulutangkis. Dewi Fortuna bisa ikut bermain dengan mengkreasikan "luckyball" yang membuat shuttlecock terlebih dulu menari-nari di bibir net sebelum akhirnya jatuh begitu saja menyentuh lantai bidang permainan lawan.
Undian yang mempertemukan seorang pebulutangkis dengan lawan-lawan yang mudah pada setiap babak bisa jadi karena Dewi Fortuna telah jatuh cinta padanya.
The Daddies dengan intelegensinya merupakan pasangan dewa bulutangkis ganda putra saat ini. Sedangkan The Minions dengan bakat dan keajaibannya telah mencapai taraf "setengah dewa", seperti halnya jagat sepakbola mengakui Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sebagai "alien".
Jadi tak sesuai kapasitasnya Dewi Fortuna mencampuri laga antar dewa. Tak cukup kapasitas Dewi Fortuna untuk mengendalikan kualitas permainan Ahsan/Hendra dan Marcus/Kevin.
Para dewi dan dewa keberuntungan mungkin ada di sekitar arena menyaksikan duel antara Ahsan/Hendra vs Marcus/Kevin. Akan tetapi mereka tak bisa bekerja dalam derby Indonesia ini.
Apalagi pertandingan berlangsung di arena angker bernama Istora. Menyaksikan gelora suporter Indonesia yang luar biasa gila, Dewi Fortuna bisa jadi minder karena kegilaan superter Istora bisa lebih kuat pengaruhnya.
Lagipula memang tak perlu Dewi Fortuna karena ada Tuhan yang sedang tersenyum di sana.Â
Istora sebagai gelanggang bulutangkis adalah tempat yang berulang kali memperlihatkan gambaran harmoni yang dikehendaki Tuhan atas masyarakat Indonesia yang beragam.Â
Orang-orang dengan berbagai latar belakang berbeda menyatu sebagai supertor di Istora. Tak peduli asal-usulnya, dukungan dari mereka satu dan untuk satu-satunya, yakni Indonesia.
Telah berulang kali kita saksikan mereka yang berbeda itu bergandengan tangan, berpelukan, dan bergotong royong untuk membuat bangsa ini tersenyum.
Atas semua itu Tuhan pun ikut tersenyum. Senyum yang semakin lebar manakala dilihat oleh-Nya dua anak kecil berdoa di pinggir lapangan Istora pada Sabtu (18/1/2020).
Dua bocah itu dengan cara dan keyakinannya masing-masing, Islam dan Kristen, memanjatkan pengharapan secara khusyuk bersama-sama. Chayra dan Richelle berdampingan seperti ayah-ayah mereka, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan saling bahu membahu.
Lalu apa yang terjadi? Tuhan yang sedang tersenyum mengabulkan doa dua bocah itu. Selanjutnya Tuhan pun membiarkan kita menyaksikan pertandingan yang menarik antara The Daddies vs The Minions pada Minggu sore (19/1/2020).
Hasilnya indah. Tak ada yang kalah karena pemenangnya Indonesia dan kita semua jadi bisa tersenyum.Â