Perlu dicatat pula bahwa pada All England 2019 dan China Open 2019 Ahsan/Hendra dalam kondisi tidak ideal di mana salah satu di antara mereka bergantian mengalami cedera.
Pada pertandingan-pertandingan tersebut terlihat sejumlah kualitas yang secara konsisten ditampilkan Ahsan/Hendra mengikuti gaya permainan sebagai berikut:
Pertama, mereka seperti bermain lebih lambat, tapi secara aneh sering menuntaskan game dengan cepat. Untuk mendapat poin seringkali tidak banyak pukulan keras yang meluncur dari keduanya. Mereka juga seperti jarang berlari mengejar shutlecock, tapi pada saat yang sama membuat lawan berlarian ke sana kemari meladeninya.
Kualitas tersebut belum hilang dan bahkan semakin sempurna saat ini. Lihatlah partai final China Open 2019 yang baru saja berakhir. Marcus/Kevin berulang kali dibuat pontang-panting mengantisipasi placing Ahsan/Hendra.
Akurasi dan penempatan menjadi andalan utama Ahsan/Hendra bukan hanya saat menyerang, tapi juga saat bertahan. Mereka mampu dengan baik membalikkan kondisi tertekan menjadi berbalik menyerang lewat penempatan dan pengembalian yang menyulitkan lawan.
Keempat, Ahsan/Hendra yang sekarang tidak hanya kompak dan saling melengkapi, tapi saling menggantikan dengan kualitas sama baiknya. Bertahun-tahun Ahsan dikenal sebagai pemain belakang pemilik smash yang sangat keras. Namun, kini ia juga cekatan di depan net. Kualitas ini ditunjukkannya dengan sangat baik pada All England 2019 saat harus meng-cover Hendra Setiawan yang cedera.
Sebaliknya, Hendra Setiawan yang merupakan pemain depan tak tergantikan, ternyata mampu mengambil peran sebagai pemain belakang untuk meluncurkan smash-smash yang mematikan. Lihat saja bagaimana ia menutup area permainan belakang saat Ahsan cedera pada China Open 2019.Â
Banyak sekali Hendra meluncurkan smash yang menghasilkan poin. Barangkali benar kata Ahsan saat diwawancari sebuah media beberapa saat lalu. Ia mengatakan bahwa smash Hendra lebih keras darinya.
Kemampuan bersubtitusi membuat Ahsan/Hendra lebih solid sekaligus mampu dengan cepat beradaptasi menghadapi setiap lawan. Fleksibilitas posisi keduanya berulang kali sukses membuat lawan-lawan mereka kebingungan menentukan permainan. Inilah yang terjadi pada semifinal All England 2019 dan semifinal China Open 2019 saat Ahsan/Hendra membuat Kamura/Sonoda dan Li Junhui/Liu Yuchen bermain kacau tanpa pola.