Mohon tunggu...
Wardah Faz
Wardah Faz Mohon Tunggu... Penulis dan Penggerak Komunitas

Community Development - CSR Project Management - Fasilitator Literasi Digital. Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku fiksi reflektif, pernah menjadi pewarta media (cetak dan online) sejak 2003, kini menulis blog dunia perempuan, keluarga (caregiver), pendidikan, hobi dan komunitas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Lagi Panggilan Hati

23 Juli 2025   20:28 Diperbarui: 24 Juli 2025   11:38 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama pasangan di Kaldera Toba, 2024 (Koleksi Pribadi)

Kebutuhan untuk penerimaan/rasa memiliki, fase ini saya dapati sejak membangun Komunitas Bloggercrony Indonesia. Impian menjadi blogger yang saya simpan sejak 2006 saat masih menjadi wartawan ekonomi, menemukan jalannya. Menulis dan membangun blog pribadi sekaligus membangun ekosistem komunitas penulis blog. 

Kepemilikan dan penerimaan dalam ekosistem blogger profesional dengan segala dinamikanya berproses sepuluh tahun. Ini fase unik yang tak disangka membawa begitu banyak pengalaman tak terduga dan menumbuhkan mindset bahkan skill set sebagai penulis media blog personal. 

Ketika Anda menulis dalam sekelompok perkumpulan hobi dan mendapatkan apresiasi, penerimaan, bahkan cinta, bisa jadi Anda dalam fase kebutuhan menulis ini apapun platform menulis dan komunitasnya.

Kebutuhan penghargaan dalam fase menulis saya dapati utamanya pada tahun 2014 ketika mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI untuk kategori media online. Di luar itu, mengikutsertakan tulisan dalam berbagai perlombaan menulis menjadi tahapan menulis yang rasanya banyak dijalankan blogger di fase ini. 

Membangun reputasi menjadi tujuan utamanya. Kalau dalam konteks lain misal akademisi, menulis jurnal internasional dan terpublikasi menjadi salah satu bentuk pencapaiannya. Lain lagi penulis buku atau novel yang kemudian dijadikan naskah film layar lebar, menjadi bentuk pencapaian dan apresiasi lainnya yang dapat meningkatkan reputasi  si penulis. 

Fase kebutuhan menulis ini kalau menurut saya banyak dilakukan penulis yang membangun personal branding melalui web blog pribadi atau platform lainnya, yang menekankan pada reputasi diri.

Kebutuhan kognitif dalam konteks fase menulis saya dapati dari menulis thesis untuk kelulusan magister ilmu komunikasi.Fase menulis ini memerlukan fokus bidang tertentu yang digeluti penulis dan menghasilkan karya tulisan dari ilmu yang dipelajarinya. Kuncinya adalah pencarian atas ilmu dan pemahaman, kemudian menghasilkan tulisan darinya. 

Menulis skripsi bisa jadi salah satunya kalau dalam pandangan saya, atau menulis karya ilmiah/hasil riset yang menjadi hasil dari pencarian ilmu si penulis.

Kebutuhan estetik dalam pandangan saya di bidang kepenulisan, untuk pengalaman pribadi, saya dapati dari Zines. Meski belum sempat publikasi, saya menemukan tahapan menulisuntuk kebutuhan estetik ini dari bidang seni Zines. Belajar bersama seniman Bandung teh Ima, saya mengenal Zines dan mulai merancang konsep penerbitan karya seni dan tulisan. 

Ekosistem Zines di Jakarta dan Bandung pun meriah. Sayangnya, tahapan ini belum saya tuntaskan meski sudah pernah dimulai. Prinsipnya tahapan menulis untuk kebutuhan estetik mengandung unsur seni, musik, bentuk ekspresi estetika lainnya. Menulis skenario atau menulis lirik, menurut saya bisa menjadi manifestasinya.

Pada akhirnya, setiap orang dapat merumuskan sendiri fase, kebutuhan dan motivasi menulisnya sampai di mana dan mau ke mana. Pastinya, tugas utama diri adalah memelihara hasrat menulis tetap menyala. Menulislah, dan biarlah  tulisan-tulisan itu mengalir menjadi warisan ilmu meski sedikit tapi imani akan menemukan penerima manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun