Saat menuliskan profil akun Kompasiana, saya sadar betul tujuan saya menulis pada akhirnya menerbitkan buku  sendiri bukan buku pesanan individu/lembaga, ghost writer, buku project yang semuanya sudah saya lakukan.Â
Buku sendiri, pemikiran dan pengalaman sendiri, adalah impian yang sedang berusaha saya wujudkan di 2025. Maka menulis lagi di Kompasiana menjadi bagian dari proses aktualisasi diri itu. Tahapan ini sudah saya ketahui sejak 10 tahun lalu memahami ilmu piramida menulis, tapi baru benar-benar saya pahami saat menjalaninya, sekarang.
Lalu tahapan delapan? Ini jauh lebih tinggi dan rasanya saya belum sampai pada tahap itu sepenuhnya meski menuju ke sana. Akun medsos faceless saya buat tahun ini lebih fokus pada konten pengingat diri dan dakwah sebagai bagian proses hijrah batin pribadi.Â
Namun ilmu saya masih minim untuk bisa menjalankan tahap delapan, menulis untuk kebutuhan transendensi yakni mengutip Maslow, adalah kebutuhan yang mewakili hasrat manusia untuk terhubung dengan realitas, tujuan, atau alam semesta yang lebih tinggi.
Apa saja tahapan menulis setelah kebutuhan fisiologis, sebelum kebutuhan aktualisasi diri dan transedental? Ini saya salin kutipan model hirarki kebutuhan Maslow yang relevan dengan konteks kebutuhan menulis.
Implementasi tahap ke-2 sampai dengan ke-6 dalam konteks fase dan pengalaman menulis saya di antaranya:
Kebutuhan rasa aman bagi saya penguatan dari tahap awal menulis untuk pekerjaan atau penghasilan. Setiap orang akan memiliki pengalaman berbeda sesuai kebutuhan dan pekerjaannya tentu.Â
Kalau bagi saya mantan pewarta media, rasa aman didapatkan dengan menjaga karir menulis dengan segala daya dan kreativitas. Kemudian berkembang dengan kepenulisan di sektor lain seperti penerbitan buku, pelaporan tahunan lembaga/perusahaan, penerbitan newsletter event internasional.Â
Ini saya yang memang dibayar untuk bekerja menulis. Lain lagi dosen misalnya atau mahasiswa, pekerjaan utamanya di lingkungan akademik, kemudian menulis untuk memenuhi kebutuhan keamanannya di bidang akademik dengan menulis dan posting di Kompasiana misalnya.Â
Menurut saya siapa pun Anda dan pekerjaan yang beragam rupa, menulis pada fase ini akan memberikan cerita dalam perspektif lain yang pastinya berbeda pengalamannya.