Mohon tunggu...
Wardah Hamidah
Wardah Hamidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Guru Dalam Mendidik Peserta Didik di Era Digital

30 Oktober 2022   10:10 Diperbarui: 30 Oktober 2022   10:16 3550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

WARDAH HAMIDAH

Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

wardahahamidah@gmail.com

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat di Indonesia melahirkan perubahan di semua bidang kehidupan manusia, baik sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan terutama dalam bidang pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa pergeseran dari era pengetahuan menuju era informasi dan komunikasi. Transisi tersebut menkonstruksi informasi menjadi pengetahuan yang dapat dikomunikasikan dengan mudah dan cepat secara luas kepada siapapun dan dimanapun sehingga siapa saja dapat menerima informasi tersebut dan tidak ada yang terisolasi dari informasi. Namun pada kenyataannya, kemajuan tersebut tidak berbanding lurus dengan kemajuan guru. Dapat dilihat kekontrasan antara guru dan murid yang mana kebanyakan guru masih terpaku pada tradisi tekstual sedangkan murid sudah lebih maju dalam hal digital. Akibatnya, timbul ketidaksesuaian dengan gaya mengajar guru pada murid di zaman ini.

Informasi dan pengetahuan menjadi bersifat sementara dan singkat yang mana diakibatkan oleh perkembangan teknologi internet dan kemajuan teknologi digital yang terakselerasi (Tapscott dalam Latif, 2020: 613-621). Sehingga dibutuhkannya pembaharuan secara konstan dengan perkembangan dan peningkatan kemampuan diri. Dunia pendidikan pun terpengaruhi secara mendasar, mulai dari cara pandang terhadap pengetahuan sampai pada cara pengetahuan itu diajarkan kepada peserta didik. Dunia pendidikan ikut terpengaruh terutama pada guru, tenaga kependidikan, dan cara agar kompetensi guru dapat diorientasikan terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di kehidupan masyarakat digital saat ini.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan masyarakat, serta pengembangan nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Pendidikan yang berkualitas maka akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula, maka perlu untuk dilakukan perubahan serta peningkatan kualitas seorang pendidik yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.


Di era yang serba digital ini, kehadiran guru tidak hanya dilihat melalui kharismanya saja. Hal itu lah yang membedakan guru pada abad ini dari abad sebelumnya. Karna pada abad ini, ilmu pengetahuan mudah diakses dari mana saja dan tidak terpaku hanya dari guru dan buku. Sehingga guru pada abad ini diharapkan mampu berkomunikasi dan beradaptasi sesuai perkembangan zaman. Guru juga dituntut untuk dapat berinovasi dan berkreasi dalam melakukan proses pemberian ilmu kepada peserta didik karena sistem pembelajaran yang dulu dianggap sudah kuno dan harus disesuaikan dengan peserta didik zaman sekarang yang cenderung lebih melek teknologi.

Tantangan-tantangan di era digital ini harus dihadapi oleh guru dalam mendidik peserta didik, maka dibutuhkannya pelatihan untuk guru-guru agar lebih melek teknologi dan dapat memanfaatkan kemajuan digital dalam mendidik peserta didik. Sebab, gaya mengajar yang lama sudah dianggap ketinggalan zaman dan perlu untuk dilakukan pembaharuan agar sesuai dengan karakter peserta didik di zaman ini. Konsep multy channel learning dapat guru terapkan dalam metode pembelajaran karna konsep tersebut memperlakukan peserta didik sebagai pelajar yang dinamis, maksudnya dapat belajar dari mana saja, kapan saja, dari siapa saja, dan dari berbagai sumber. Maka disini guru sebagai fasilitator untuk menunjukan kompetensi yang harus dipenuhi siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar dari berbagai sumber yang dapat ditemukan di internet.

TANTANGAN GURU DI ERA DIGITAL

Metode pembelajaran yang mana memusatkan guru sebagai seorang yang aktif memberikan ilmu dan peserta didik yang bersifat pasif atau hanya menerima apa yang diajarkan oleh guru dianggap sudah kuno dan ketinggalan jaman. Sebab, di zaman yang teknologi dan informasi yang sudah berkembang pesat, siapa saja bisa mendapatkan ilmu atau informasi dari mana pun karena internet memudahkan siapa saja bisa mengaksesnya tanpa terhalang ruang dan waktu. Maka diperlukan orientasi baru dalam pendidikan yang mana menekankan pada konstruksi aktif siswa dalam melakukan pencarian informasi dari berbagai sumber yang akan berguna bagi kehidupannya.

Orientasi baru ini memfokuskan pada kegiatan pembelajaran yang menuntut motivasi diri siswa (self-motivated) dan pengaturan diri sendiri (self-regulated) (Latif, 2020: 613-621). Sehingga pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikonstruksi dan diterapkan dalam hal-hal tertentu yang dihadapi oleh peserta didik. Untuk itu diperlukan partisipasi secara aktif serta perkembangan pribadi melalui pendidikan interaktif untuk memperoleh pengetahuan. Maka peserta didik tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif sesuai dengan yang telah dirancang oleh orang lain.

Tantangan guru dalam mendidik peserta didik di era digital seperti sekarang ini adalah masih banyak guru yang menerapkan metode pembelajaran yang terkesan kuno, terutama guru-guru yang sudah berumur tua. Sedangkan peserta didik sudah lebih modern. Sehingga menimbulkan perbedaan dan ketidaknyambungan di antara keduanya. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa peserta didik sudah tidak cocok lagi dengan sistem pendidikan abad 20. Namun, masih banyak guru yang masih belum memahami akan hal ini dan cenderung lamban dalam mengejar laju modernisasi pendidikan. Sehingga peserta didik sudah mampu memperoleh informasi secara cepat dari berbagai sumber di multimedia, sedangkan guru memberikan informasi masih lambat dari sumber yang terbatas.

Kehadiran internet terutama mesin pencari yang disebut sebagai Google memberikan ruang vitual kepada siapapun untuk mencari berbagai informasi dengan mudah, cepat, dan praktis. Hanya dengan sekali klik, maka apapun yang dicari akan muncul. Ditambah munculnya media sosial juga yang marak digandrungi oleh masyarakat seolah-oleh dapat menggeser peran guru sebagai seorang pendidik yang mana memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan. Melalui dunia virtual tersebut, peserta didik mampu berinteraksi bahkan mendapatkan ilmu dari siapapun. Seperti Youtube yang mana memudahkan peserta didik belajar tentang apapun dengan cara menonton video penjelasan tentang sesuatu yang ia cari.

Di era yang serba digital seperti sekarang ini, peserta didik akan lebih memilih untuk mendaoatkan sesuatu yang instan. Mereka akan cenderung lebih menyukai membaca informasi yang mereka temukan di internet dari pada di buku, bahkan tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk membuktikan kebenarannya. Maka mereka akan dengan mudah termakan hoax, sehingga peserta didik perlu untuk diajarkan atau dibimbing bagaimana mencari informasi yang terpercaya di internet.

Fenomena kemajuan teknologi dan informasi di abad 21 ini dapat menjadi tantangan bahkan ancaman tersendiri bagi guru. Guru yang belum terbiasa dengan hal-hal yang berbau digital akan kualahan jika menghadapi peserta didik di era digital seperti sekarang ini. Bisa saja guru akan menemui kesulitan saat membangun komunikasi yang efektif pada peserta didik karena kebiasaan dan cara belajar yang berbeda, ataupun kesulitan lainnya yang mungkin terjadi akibat perbedaan zaman saat masa sekolah. Hal tersebut dapat menyebabkan kedua belah pihak menjadi frustasi dalam menghadapinya. Dengan demikian, guru harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi ini untuk diterapkan pada metode pembelajaran agar lebih menyenangkan dengan memperkaya ilmu pengetahuan dari berbagai sumber bacaan yang bisa dibuktikan keabsahannya.

KEHADIRAN GURU YANG INSPIRATIF DI ERA DIGITAL

Sering kali terdengar istilah bahwa pendidikan merupakan proses humanisasi atau proses memanusiakan manusia. Karena pendidikan merupakan upaya membantu manusia untuk dapat bereksistensi sesuai martabatnya sebagai manusia, sehingga dapat hidup bersosialisasi dan berkolaborasi dengan manusia lain melalui kerjasama yang selaras, serasi, dan seimbang (Arifah dalam Sutarman, 2019: 229-238). Di zaman yang semakin berkembang ini, pendidikan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut membawakan pembaharuan yang mana merupakan keseharusan karna diperlukan untuk memecahkan solusi dengan pemikiran-pemikiran baru yang lebih progresif dan mendalam. Sehingga aspek-aspek dalam pendidikan menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif.

Kemajuan teknologi informasi yang melahirkan era dimana informasi dapat diakses tanpa batas atau disebut juga sebagai era digital telah mengubah kehidupan manusia di berbagai aspek, terutama pada aspek pendidikan. Saat ini, siapapun bisa memperoleh informasi dengan sangat mudah, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini membuat arus informasi dapat diterima oleh masyarakat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Era digital ini pastinya berpengaruh cukup signifikan pada pola pembelajaran yang mana harus mampu memberdayakan peserta didik untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.

Guru memiliki peran dalam pembelajaran untuk memusatkan pada konstruksi, pencarian dan penemuan. Dahulu, pendidikan diartikan sebagai sesuatu yang bersifat satu arah. Metode pembelajaran satu arah tersebut menuntut penyampaian informasi oleh seorang ahli (guru) dan perolehan pengetahuan yang sudah disiapkan oleh peserta didik. Sehingga seorang guru dianggap sebagai seorang ahli yang mana memiliki jawaban untuk setiap pertanyaan dan memiliki orientasi yang penuh. Peserta didik disini bersifat pasif karena hanya menerima apapun yang diajarkan atau disampaikan oleh guru. Metode pembelajaran seperti ini perlu dirubah, agar peserta didik tidak selalu disuapi oleh guru, melainkan dapat mencari sendiri sumber pengetahuan ataupun belajar agar dapat berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Kemampuan guru yang profesional dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Guru yang ideal adalah guru yang memiliki integritas, ilmu pengetahuan yang memadai sesuai dengan bidang keahlian dan kompetensinya, berkarakter positif dan memiliki kepribadian yang terpuji, serta dapat mengikuti pendidikan dengan baik dan bukan hanya pelatihan semata. Sebagai guru juga harus mengembangkan dirinya untuk dapat mengajar secara kreatif, inspiratif dan cerdas sehingga memiliki keunggulan untuk dapat menghadapi tantangan di era digital. Untuk itulah diperlukan guru yang inspiratif dalam pembelajaran (Butho dalam Sutarman, 2019: 229-238).

Guru yang inspiratif adalah guru yang mengubah pembelajaran konvensional, rutin, dan mekanistis menjadi proses belajar yang dinamis, dialogis, demokratis, bermakna, dan memberdayakan siswa (Slameto dalam Sutarman, 2019: 229-238). Seorang dapat dikatakan inspiratif jika ia mampu membuat peserta didik merefleksikan pengetahuan serta pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menemukan solusi pada permasalahan yang dihadapi. Guru yang inspiratif akan mampu mengajak siswanya untuk berpikir kritis, analitis, dan reflektif, bukan hanya sekedar mengejar target nilai sesuai kurikulum. Sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk mempraktekan ilmu yang dimiliki dan ikut berkontribusi ke dalam masyarakat.

Walau selalu bermunculan teknologi baru dari generasi ke generasi, tetapi tetap saja peran guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Kehadiran guru masih di butuhkan di dalam pendidikan. Di dalam pembelajaran, guru harus dapat menguatkan kemampuan olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah ragawi setiap anak. Hal itu penting agar mereka mampu memaknai, mengolah, menginterpretasi, menyaring berbagai informasi yang ada di sekitar (Diplan, 2019: 41-47). Maka guru harus dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dan relevan pada peserta didik dengan mengajari bagaimana dan diana mereka dapat mencari dan menemukan jawbaan atas hal-hal yang mereka pertanyakan atau yang mereka butuhkan.

Selain itu, pendidikan karakter pada peserta didik juga sangat penting. Karena internet merupakan ruang virtual yang dapat diakses oleh siapapun dan siapapun dapat mengunggah hal-hal apapun. Jadi, konten-konten di dalamnya dapat tercampur antara yang positif ataupun yang negatif. Maka perlu untuk ditanamkannya moral pada diri peserta didik agar mampu memberkana mana yang baik dan mana yang buruk agar terjamin kehidupannya dan tidak terjerumus ke dalam hal negatif sehingga memilki masa depan yang cerah.

Di era digital ini, pendidikan harus melakukan perubahan yang inovatif pada proses pembelajaran secara terus menerus. Oleh karena itu, dibutuhkannya dukungan empirik yang mana dihasilkan melalui kegiatan penelitian. maka guru harus paham dan mampu untuk melakukan penelitian karna sebagai seorang guru, dituntut untuk dapat menjaga karkater kabangsaan pada peserta didik agar tidak terkikis oleh radikalisme yang tidak sesuai dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

KESIMPULAN

Zaman semakin berkembang dengan ditandainya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat dan membawa perubahan pada berbagai bidang, terutama pada bidang pendidikan. Informasi seperti ilmu pengetahuan dapat dijangkau oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja melalui ruang virtual internet. Sehingga memudahkan untuk diakses bagi siapapun yang sedang mencari informasi untuk menjawab atas pertayaan-pertanyaannya.

Kemajuan teknologi ini merupakan tantangan bagi guru dalam mendidik peserta didik. Sebab, peserta didik akan cenderung menggunakan cara yang instan dalam mencari informasi melalui internet dari pada di buku dan tanpa melakukan pengecekan ulang untuk membuktikan bener atau salah tentang informasi tersebut. Walau demikian, kehadiran guru dalam pendidikan tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi manapun.

Oleh karena itu, gaya mengajar guru perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik masa kini. Guru harus mampu menjadi guru yang inspiratif dengan menerapkan proses belajar yang dinamis, dialogis, demokratis, bermakna, dan memberdayakan siswa. Sehingga siswa tidak hanya bersifat pasif dalam pembelajaran, melainkan dapat ikut berperan aktif dan dapat berpikir kritis, analitis, serta reflektif. Maka guru harus mampu berinovasi dan berkreasi dalam melakukan proses pemberian ilmu kepada peserta didik. Guru juga harus mampu membimbing peserta didik agar tidak terjerumus ke dalam sisi negatif dari internet.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, Aan, and Ahmad Fitriyadi Sari. "Inovasi Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19." Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara 1, no. 2 (2020): 133-148.

Daud, Afrianto, Ando Fahda Aulia, and Nita Ramayanti. "Integrasi teknologi dalam pembelajaran: Upaya untuk beradaptasi dengan tantangan era digital dan revolusi industri 4.0." In Unri Conference Series: Community Engagement, vol. 1, pp. 449-455. 2019.

Diplan, Diplan. "Tantangan Pendidik di Era Digital." Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan 14, no. 2 (2019): 41-47.

Latif, Abdul. "Tantangan Guru dan Masalah Sosial di Era Digital." JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) 4, no. 3 (2020).

Retnaningsih, Duwi. "Tantangan dan Strategi Guru di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan." In Prosiding Seminar Nasional: Kebijakan Dan Pengembangan Pendidikan Di Era Revolusi Industri, vol. 4, no. 21, pp. 23-30. 2019.

Sole, Ferdinandus Bele, and Desak Made Anggraeni. "Inovasi pembelajaran elektronik dan tantangan guru abad 21." Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: E-Saintika 2, no. 1 (2018): 10-18.

Sutarman, Adang, I. Gusti Putu Wardipa, and Mahri Mahri. "Penguatan Peran Guru di Era Digital Melalui Program Pembelajaran Inspiratif." Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5, no. 02 (2019): 229-238.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun