Ekologi sosial menafsirkan filosofi ini sebagai siklus keberlanjutan. Wene-Wen-Wam bukan hanya urutan kerja, tetapi harmoni antara manusia dan alam. Tanah dibuka bukan untuk dieksploitasi, tetapi untuk dirawat.
Ekonomi lokal melihat filosofi ini sebagai strategi ketahanan pangan dan ekonomi keluarga. Dengan membuka kebun bersama, masyarakat membangun ekonomi subsisten yang produktif dan berkelanjutan.
Dalam pendidikan transformasional, filosofi 3W menjadi alat pembelajaran informal. Ia membentuk kesadaran, mengubah perilaku, dan memperkuat identitas kolektif.
 ini bukan sekadar slogan, tetapi bentuk pembangunan yang berpikir. Ia menyebut Wene sebagai tafsir kolektif atas masa depan, Wen sebagai ritual sosial, dan Wam sebagai makna. Menurutnya, pembangunan sejati bukan soal anggaran, tetapi soal keberanian untuk berpikir dan bekerja bersama.
Filosofi 3W, dalam pandangan ini, adalah bentuk perlawanan halus terhadap pembangunan yang seragam dan sentralistik. Ia tidak menolak negara, tetapi mengingatkan bahwa rakyat punya cara sendiri untuk hidup bermartabat.
Filosofi 3W di Apnae Kosili adalah bukti bahwa pembangunan sejati dimulai dari akar. Ia bukan hanya membangun fisik, tetapi membangun makna. Ia bukan hanya membuka lahan, tetapi membuka kesadaran. Ia bukan hanya menghasilkan panen, tetapi menghasilkan semangat.
Model ini layak direplikasi, bukan dengan menyalin, tetapi dengan memahami konteks budaya masing-masing kampung. Karena pembangunan yang bermakna selalu lahir dari dalam, bukan dari luar.
Hf
___________________
Dalam upaya mendukung visi & misi Pemprov Papua Pegunungan serta Pemkab Jayawijaya, Kampung Apnae Kosili mulai menerapkan filosofi "3W" yaitu Wene (Perencanaan), Wen (Pelaksanaan), & Wam (Hasil) sbg dasar utama pembangunan kampung.
Langkah ini lahir dari hasil Musyawarah Kampung (Muskamp) 2025 yg menegaskan komitmen masyarakat utk membangun berbasis nilai budaya & kearifan lokal warisan leluhur. Filosofi 3W menggambarkan pola pikir & cara kerja masyarakat Papua Pegunungan yg terencana, terukur, & berorientasi hasil, sejalan dgn arah kebijakan pemerintah melalui Gubernur Papua Pegunungan & Bupati Jayawijaya yg menekankan pembangunan partisipatif dr bawah.
Pada tahap Wene, warga bersama pemerintah kampung menyusun rencana prioritas, yaitu pembersihan lahan & pengembangan kebun kampung sbg langkah awal menuju kemandirian pangan & ekonomi keluarga.
Tahap Wen dilaksanakan melalui kegiatan gotong royong di bawah pimpinan Plt. Kepala Kampung Kornelius Wandikbo, di mana laki & perempuan bahu-membahu membersihkan semak, menata batas kebun, & menyiapkan lahan tanam.