Uang seharusnya mengalir bersama nilai---seperti sungai Baliem yang membawa mineral kehidupan. Tapi jika kesadaran tak ikut mengalir, ia akan membentuk endapan konflik, konsumsi dangkal, dan pesta yang membakar masa depan.
Di sinilah letak tragedi paling sunyi dari pembangunan:
_Ketika kita sibuk mencetak angka, tapi lupa menjaga nadi manusia yang harus mengelolanya._
Membumikan Kesadaran
Kita tidak kekurangan dana, kita kekurangan arah.
Kita tidak kekurangan proyek, kita kekurangan tujuan.
Yang kita perlukan bukan lebih banyak uang---tapi lebih banyak *kesadaran*:
- Kesadaran untuk melihat uang bukan sebagai akhir, tapi sebagai alat.
- Kesadaran bahwa tanah ini punya ruh, dan uang tidak bisa membeli keutuhan komunitas.
- Kesadaran bahwa _"kebangkitan Papua bukan hanya soal transfer dana, tapi transmisi nilai."_
Penutup: Dari Air ke Arah