Jika tidak ingin terbakar, jangan bermain api. Demikian nasihat orang tua.
***
Aku keluar dari kamar mandi, masih melilit tubuh dengan handuk. "Astaga! Tolong!! Tolong!!!" teriakku (agak dilebih-lebihkan sih). Panci yang aku panaskan di atas kompor terbakar, apinya membesar bak melahap panci stainless. Bagaimana bisa...? Apa yang terjadi...???
Sembari aku panik--bingung mau memanggil pemadam kebakaran atau ganti baju dulu--istriku sigap mematikan kompor. Untung tidak aku lepas handukku untuk menimpa api yang berkobar-kobar itu. Meski cuma ada istri dan anak di rumah, aku malu juga kalau bugil di luar kamar mandi, hehe...
Ada noda merah muda meleleh di bawah panci. Benda apa gerangan? Apa mungkin panci stainless bisa meleleh lalu warnanya menjadi merah muda.
Begini awal mulanya. Kami baru pulang dari rumah Mbah. Sorenya hujan sangat deras, syukurnya saat kami pulang sudah reda. Aku dan istri membawa motor masing-masing, karena aku menyusul sepulang kerja. Anak kami agak batuk, sebab cuaca yang tidak menentu. Mungkin tertular juga dari temannya di sekolah.Â
Aku menawari edamame rebus untuk anakku, dan dia mau. (Anak kami doyan makan kacang-kacangan) Tadi sore aku makan sudah agak lengket, maka aku berniat memanaskan lebih dulu. Aku angkat edamame di atas saringan, yang ditaruh di atas panci stainless, langsung aku naikkan ke atas kompor, sementara aku pergi mandi.Â
Begitu keluar dari kamar mandi, aku melihat panci itu bak dilalap jago merah. Rupanya, di bawah panci itu istriku mengalasi dengan lepek plastik. Pantesan lah. Orang yang tidak belajar Fisika juga tahu kalau plastik bakalan meleleh kalau dibakar. Sebagai sarjana lulusan Fisika aku merasa b*doh. Kenapa aku tidak lihat ada lepek plastik di bawah panci. Kenapa lepek itu tidak jatuh waktu aku angkat pancinya...?Â
Akibatnya, kompor istriku luber dengan plastik yang meleleh, kotor, dan menempel. Susah dibersihkan. Syukurnya ada dua tungku, jadi tidak menghambat total istriku untuk memasak dan memproduksi jamu.
Bukan sayang pada lepek plastiknya, atau kompor yang kotor; lebih penting anak dan istriku aman dan selamat. Kompor itu masih bisa dibersihkan.