Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Main Push Bike: Anak yang Rewel, Orangtua yang Jengkel

22 Juni 2025   15:13 Diperbarui: 25 Juni 2025   14:56 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendampingi anak latihan push bike | dokumentasi pribadi/RN

Menyadari menonton kuda latihan tak otomatis memberi tubuh kekuatan, kami segera mencari sarapan. "Aku mau makan soto!" seru anakku. Ya, soto adalah makanan favorit mami. Kuah panas, gurih, ada nasinya, tambah gorengan. Cocok!

Selesai sarapan, kelar urusan? Tidak. Kami masih harus ke tempat Mbah untuk mengambil barang, ada pertemuan online Pasutri, aku masih harus persiapan untuk Sekolah Minggu ke gereja, dan nanti sore mendampingi anak latihan push bike.

Bermain push bike menjadi salah satu kiat kami untuk melatih dan mendorong anak agar berkembang secara sosial, emosi, dan kemampuan. Sepeda sudah dibelikan. Helm dan jersey juga dibeli, ada kakak rohani yang memberi uang. 

Tapi makin ke sini, anak kami belum menunjukkan progres berarti. Kalau tidak rewel, ya nangis. Tidak fokus untuk latihan. Melihat mainan teman, pengen dilihat Melihat truk parkir, pengen naik. Belum kalau ada anak lain yang makan jajanan.

Sabtu lalu, aku menyusul anak dan istri ke lokasi latihan. Cone pembatas sudah ditata, aku terlambat. Kabarnya, anakku sudah mau muter-muter lintasan lebih dari lima kali. Keren!

Namun, di waktu-waktu berikutnya anakku kumat. Berhenti melihat ikan, menggeser cone, putar balik cuma 2 meter dari garis start. Paling parah, tantrum karena ingin mobil mainan teman. Aku dan istri sudah berusaha menenangkan, tapi gagal. Tantrumnya bertahan sampai anak-anak lain melakukan pendinginan. Aku tidak malu karena anak menangis teriak-teriak. Namun, aku agak jengkel karena tidak berhasil menenangkan anak.

Masakan gegara anak rewel saat latihan push bike, orangtua ikut jengkel...?

Sudut Pandang Orangtua vs Anak

Masalahnya, anak tidak tahu bahwa orangtua sudah menginvestasikan waktu, tenaga, dan biaya untuk latihan push bike. FYI, sekali latihan harus membayar iuran Rp15.000 khusus member. Anak dapat snack dan susu sih. Orangtua tak kurang-kurang untuk mendukung dan mendorong anak latihan supaya keterampilan dirinya berkembang. Tapi kenapa latihan saja pakai rewel?

Mari kita lihat sudut pandang anak. Bermain adalah hobi dan dunianya. Melihat dan memegang mainan teman adalah kesenangan. Sedangkan mengikuti disiplin adalah siksaan.

Pagi hari, mendampingi anak melihat kuda | dokumentasi pribadi/RN
Pagi hari, mendampingi anak melihat kuda | dokumentasi pribadi/RN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun