Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mau Pacaran Berkualitas, Jangan Lakukan 3 Hal Ini!

5 Juli 2022   11:56 Diperbarui: 7 Juli 2022   20:21 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berpacaran | foto: Shutterstock via kumparan.com

"Pacaranlah hanya jika kamu sudah siap untuk menikah"

***

Apa alasan utama orang berpacaran? Supaya tidak sendirian? Ikutan teman? Supaya ada penyemangat? Supaya dianggap laku? Alasan itu dan yang serupa dengan itu adalah pemikiran dangkal.

Usia minimal untuk berpacaran adalah tujuh belas tahun. Usia ini dianggap sudah dewasa, ditandai dengan memiliki fisik dan pemikiran yang matang, bijaksana mengambil keputusan serta berani menanggung risikonya.

Jika berpacaran sebelum tujuh belas tahun, mau melakukan apa? Cuma buat bersenang-senang dan gaya-gayaan? Iya kalau melakukan hal wajar, kalau sampai kebablasan siapa yang rugi?

Pacaran berasal dari kata "pacar" yang berarti teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih (KBBI). Lawan jenis lho ya, bukan sesama jenis. Bahayanya, jika cinta kasih ini dilakukan oleh pribadi yang belum dewasa bakal melanggar norma dan aturan agama dan yang berlaku di masyarakat.

Indonesia bukan negara liberal seperti halnya negara-negara Barat. Hubungan fisik hanya boleh dilakukan suami istri yang sah. Jika melakukan hubungan sebelum menikah, namanya kumpul kebo (berzinah). Tak heran, di negara Barat banyak terjadi kasus aborsi, tinggal bersama meski masih berpacaran, atau anak tanpa figur ayah (fatherless).

Akibatnya, banyak anak muda yang melakukan tindak kriminal, seperti penembakan di ruang publik yang terjadi akhir-akhir ini. Kita tentu tidak menginginkan hal ini terjadi pada keluarga kita.

Itu sebabnya, berpacaran tidak bisa dilakukan sembarangan, apalagi main-main. Aku dan istri berprinsip (kami pelajari selama bermahasiswa), pacaran hanya dilakukan untuk persiapan menikah. Masa iya baru SMP sudah mau menikah? Kalau untuk mengembangkan relasi, tidak harus berpacaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun