Melemparkan koin atau uang saat melintas jembatan itu dipercaya untuk menghormati kepergian saedah-saeni yang menjadi penari ronggeng. Â Diwilayah pantura istilah sawe sudah tidak asing terdengar ditelinga.
Dipercaya juga oleh masyarakat sekitar bahwasanya melempar koin ke jembatan untuk menghormati korban kecelakaan bus pada tanggal 11 maret 1974. Bus yang membawa rombongan sebanyak 67 penumpang itu mengalami kecelakaan maut yang menewaskan seluruh penumpang. Hanya ada satu anak kecil yang selamat. Keluar dari kobaran api bus.
Semua korban dimakamkan secara masal didekat kali sewo berlokasi di sukra kabupaten indramayu. Akibat dari kecelakaan itu beranggapan bahwa melempar koin ke jembatan sewo dapat terhindari dari kecelakaan.
Nama tempat isepanjang jembatan sewo
Bale kambang, nama ini dikenal sebagi tempat siluman buaya putih, saat musim hujan tiba, air kali sewo meluap, ratusan hektar sawah tenggelam oleh air. Hanya ada satu gunduk tanah yang terlihat jelas dari kejauhan tidak terbenam oleh air yaitu bale kambang.
Bale adalah tempat tidur, sedangkan kata kambang, artinya mengapung. Sehingga bale kambang adalam tempat yang mengapung, tempat tidur itu dipercaya sebagi tempat dari siluman buaya putih.
Gedung Bunder
Lebih ke utara lagi, sepanjang kali sewo akan menemukan tempat yang bernama gedung bunder, nama ini dipercaya sebagi gedung perkumpulan para siluman buaya putih, kedalaman kali sewo pas gedung bunder tidak akan menemukan dasar sungai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI