Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Rekan Kerja Narsistik dan Toksik, Harus Bagaimana Menghadapinya?

24 Mei 2021   04:44 Diperbarui: 25 Mei 2021   08:06 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teman kantor narsis dan toksik (Sumber: XiXinXing via lifestyle.kompas.com)

"Dikagumi oleh orang lain, menjadi seperti "drugs" bagi mereka. Untuk jangka panjang, ini menjadi sulit, karena tidak setiap orang mau terus-menerus memberi aplaus. Sehingga untuk mencapai 'high', mereka harus selalu mencari publik baru." Demikian kata Mitja D. Back, psikolog dari Universitas Johannes Gutenberg di Mainz Jerman, di Psychology Today.

Seorang Narsis Bisa Terlihat sebagai Orang Baik

Ketika seorang narsis ingin menjadi begitu dominan di dalam kerja tim, ia bisa menjegal prestasi rekan kerja yang lain. Ini tidak selalu dilakukan dengan cara-cara kasar. Bisa saja dilakukan dengan cara halus tapi licik, tanpa disadari oleh tim lain. Pada dasarnya seorang narsis adalah manipulator ulung.

Akibat yang terburuk adalah tim yang lebih potensial bagi perusahaan, bisa mengundurkan diri. Karena tidak tahan dengan suasana kerja yang tidak sehat. Dampaknya bisa membawa kerugian bagi perusahaan.

Seorang narsis tidak harus terlihat antagonistis. Mereka bisa menjadi rekan kerja atau atasan yang baik dan ramah yang dapat Anda hubungi untuk meminta bantuan. Namun seiring waktu, niat mereka menjadi jelas. Demikian menurut psikolog Sander Thomaes dan Brad Bushman dari Universitas Utrecht. 

Kiat-kiat Bekerja dengan Rekan Kerja Narsis

Jadi harus bagaimana dalam menghadapi rekan kerja narsis di tempat kerja? Untuk menghadapi rekan kerja yang narsis di tempat kerja, di bawah ini kiat-kiatnya,  disarikan dari sumber ini. 

  1. Jika ada masalah, jangan sampai membuat seorang narsis tersinggung. Gunakan solusi yang bisa membuatnya tersanjung.
  2. Jangan mencoba mengubah narsis, ini adalah pekerjaan sia-sia.
  3. Diskusikan dengan seseorang yang lebih tinggi dalam perusahaan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perilaku rekan kerja narsis. Pastikan Anda punya bukti-bukti tentang perilakunya.
  4. Terhadap si narsis, lebih baik dengarkan dulu, baru kemudian berbicara. Orang narsis suka dikagumi, dan menganggap diri mereka sangat menarik. Kalau ide-idenya konyol, jangan tertawa. Setelah si narsis selesai berbicara, sampaikan ide-ide Anda. Dan yakinkan bahwa ini akan membawa kesuksesan lebih besar.  
  5. Seorang narsis senang egonya dimanjakan. Katakan padanya jika ia membutuhkan bantuan, Anda akan senang membantunya.
  6. Tetapkan batasan. Jika Anda menerima kritik yang tidak sesuai, tanggapi dengan cepat dan berikan jawaban yang singkat dan tepat. Jangan menunjukkan emosi apa pun, karena ini akan  digunakannya untuk menyerang balik. Tunjukkan bahwa Anda tidak terpancing dengan perilakunya.
  7. Tetapkan peran Anda dalam sorotan. Saat si narsis berbicara menepuk dada selama rapat, biarkan dia menyelesaikannya. Kemudian beritahu rekan kerja lain tentang peran Anda dalam proyek yang sukses itu.
  8. Tetap profesional meskipun seorang narsisis itu ramah dan mudah bergaul pada pandangan pertama, jangan percaya dia 100%. Seorang narsis adalah manipulator. Apapun yang Anda katakan, bisa digunakan untuk melawan Anda.
  9. Perhitungkan bahwa seorang narsis adalah seorang pendendam. Ia tidak tahan kritik. Siapapun yang mengkritik harus menerima akibatnya.
  10. Bicara dengan seorang narsis hanya jika benar-benar perlu. Jika berpapasan, cukup mengangguk atau senyum seperlunya.
  11. Bekerja dengan rekan narsis, bisa membuat stres. Pada saat rehat atau setelah jam kerja, pastikan Anda bisa sedikit  jalan-jalan agar bisa sedikit rileks.
  12. Saat pulang ke rumah, bayangkan hal-hal menggembirakan yang tadi Anda lihat setelah bekerja. Ini membuat Anda bisa pulang dengan hati riang.
  13. Jika ingin berhenti, lakukan dengan benar dan profesional. Jangan percaya dengan janji-janji seorang rekan kerja ataupun atasan narsis. Pergi dengan damai.

Sumber foto: massageinbedrijf.nl
Sumber foto: massageinbedrijf.nl
Karena saya tinggal di Belanda, saya hanya bisa bercerita tentang kondisi di negara saya bermukim. Biasanya, apabila ada masalah antar rekan kerja, hal ini bisa disampaikan ke bagian Human Resources. 

Selanjutnya, jika dirasa perlu, keluhan dilanjutkan ke dokter perusahaan. Kalau diperlukan, dokter perusahaan akan memberi rujukan untuk ke psikolog perusahaan.

Selanjutnya psikolog memberi advis ke departemen Human Resources untuk mencari solusi yang tepat, agar suasana kerja menjadi lebih kondusif.

Kalau akhirnya memilih berhenti bekerja, masih ada pertanyaan lanjutan. Apakah ada jaminan di tempat kerja yang baru tidak bakalan bertemu rekan kerja narsis lagi? Itupun kalau bisa dapat pekerjaan baru lagi.***

(Penulis: Walentina Waluyanti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun