Mohon tunggu...
Wakidi Kirjo Karsinadi
Wakidi Kirjo Karsinadi Mohon Tunggu... Editor - Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Lahir di sebuah dusun kecil di pegunungan Menoreh di sebuah keluarga petani kecil. Dibesarkan melalui keberuntungan yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan selayaknya. Kini bergelut di dunia Credit Union dan Komunitas Guru Menulis, keduanya bergerak di level perubahan pola pikir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

11 Perspektif untuk Memenangkan Krisis

1 April 2020   14:10 Diperbarui: 2 April 2020   09:06 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya untuk hari ini ... saya akan memilih dan menampilkan sikap yang benar.
Hanya untuk hari ini ... saya akan menentukan dan bertindak berdasarkan prioritas penting.
Hanya untuk hari ini ... saya akan mengetahui dan mengikuti panduan hidup sehat.
Hanya untuk hari ini ... saya akan berkomunikasi dan memperhatikan keluarga saya.
Hanya untuk hari ini ... saya akan berlatih dan mengembangkan pemikiran yang baik.
Hanya untuk hari ini ... saya akan membuat dan menjaga komitmen yang tepat.
Hanya untuk hari ini ... saya akan mendapatkan dan mengelola keuangan dengan baik.
Hanya untuk hari ini ... saya akan memperdalam dan menghayati iman saya.
Hanya untuk hari ini ... saya akan memulai dan mengembangkan hubungan yang solid.
Hanya untuk hari ini ... saya akan merencanakan dan mempraktikkan kemurahan hati.
Hanya untuk hari ini ... saya akan merangkul dan mempraktikkan nilai-nilai baik.
Hanya untuk hari ini ... saya akan mencari dan mengalami peningkatan.
Hanya untuk hari ini ... saya akan menindaklanjuti keputusan ini dan mempraktikkan disiplin ini.
Dan, suatu hari nanti ... saya akan melihat hasil penggabungan dari setiap hari yang dijalani dengan baik.

Kita tidak tahu kapan krisis ini akan berakhir. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Namun, satu hal kita tahu: kalau kita memperhatikan hari ini dan melakukan hal yang benar hari ini, atau hari ini kita memperbaiki apa yang kemarin belum tepat, segala sesuatu yang lain akan berjalan dengan baik.

8. Refleksi, bukan reaksi

Jika orang selalu melakukan hal yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda, itu disebut dengan insanity (penyakit jiwa). Tindakan ini, melakukan hal yang sama terus-menerus, adalah reaksi. Yang harus kita lakukan terhadap krisis yang menimpa kita adalah refleksi bukan reaksi. 

John C. Maxwell membagikan bagaimana caranya ia melakukan refleksi. 

  • Pertama, di malam hari, ambil waktu untuk melihat ulang apa yang terjadi hari itu. 
  • Kedua, tanyakan pada diri sendiri, pelajaran apa yang bisa saya ambil hari ini yang sebelumnya tidak saya ketahui. Bagaimana saya bisa membuat hari ini lebih baik. Apa yang saya sukai hari ini? 
  • Ketiga, berbicara kepada diri sendiri. Brian Tracy dalam bukunya Million Dollar Habits menuliskan bahwa 95 persen emosi kita ditentukan oleh hal-hal yang kita pikirkan dan kata-kata yang kita katakan kepada diri kita sendiri sepanjang hari. Orang paling penting yang saya dengarkan setiap hari adalah diri saya sendiri. 
  • Keempat, mengarahkan diri sendiri. Jim Rohn mengatakan, "One of the best places to start to turn your life around is by doing whatever appears on your mental 'I should' list." Salah satu tempat terbaik untuk mulai mengubah hidup kita adalah dengan melakukan apa pun yang muncul di daftar "saya harus" dalam mental kita. Apakah hari ini ada daftar "saya seharusnya" yang belum saya kerjakan hari ini? Jika ada dua atau tiga daftar "saya seharusnya", apakah besok saya bisa mengubahnya menjadi "saya sudah" melakukannya? 
  • Kelima, mengambil tindakan. James Russell Lovell pernah menulis, "No one can produce great things who is not thoroughly sincere in dealing with himself". Tak seorang pun bisa mengerjakan hal-hal besar jika ia tidak benar-benar tulus dalam menangani diri sendiri. Menangani diri sendiri artinya saya mengambil tindakan atas apa yang sudah saya refleksikan. Apakah refleksi saya membawa saya kepada tindakan? Jika tidak, saya hanya berhenti menjadi filsuf. Namun, jika refleksi saya membawa kepada aksi, maka akan ada perubahan.

Portia Nelson menulis sebuah autobiografi dalam lima bab yang sangat pendek berikut.

I. I walk down the street. There is a deep hole in the sidewalk I fall in. I am lost... I am hopeless. It isn't my fault. It takes forever to find a way out.
II. I walk down the same street. There is a deep hole in the sidewalk. I pretend I don't see it. I fall in again. I can't believe I'm in the same place. But it isn't my fault. It still takes a long time to get out.
III. I walk down the same street. There is a deep hole in the sidewalk. I see it is there. I still fall in...it's a habit My eyes are open; I know where I am; It is my fault. I get out immediately.
IV. I walk down the same street. There is a deep hole in the sidewalk. I walk around it.
V. I walk down another street.

I. Aku menyusuri sebuah jalan. Ada lubang yang dalam di trotoar, aku jatuh. Aku putus asa ... tidak punya harapan. Itu bukan salahku. Butuh selamanya untuk menemukan jalan keluar.
II. Kususuri jalan yang sama. Ada lubang yang dalam di trotoar. Aku pura-pura tidak melihatnya. Aku jatuh lagi. Aku tidak percaya berada di tempat yang sama. Tapi itu bukan salahku. Masih butuh waktu lama untuk jalan keluar.
III. Kususuri jalan yang sama. Ada lubang yang dalam di trotoar. Aku melihatnya ada di sana. Aku masih jatuh ... itu kebiasaan. Mataku terbuka; aku tahu di mana aku berada; Aku yang salah. Aku segera keluar.
IV. Kususuri jalan yang sama. Ada lubang yang dalam di trotoar. Aku berjalan menghindarinya.
V. Aku mengambil jalan yang berbeda.

Kisah pendek ini menggambarkan dengan jelas bagaimana penulis beralih dari hidup reaktif menuju hidup reflektif.

9. Krisis menghubungkan kita dengan orang lain

Cara terbaik untuk menghubungkan diri Anda dengan orang lain adalah mengatakan bahwa Anda tahu apa yang sedang dialami orang tersebut. Sukses memiliki kecenderungan untuk memperbesar jarak, khususnya antara yang sukses dengan yang tidak sukses. Kemalangan dan kegagalan, sebaliknya, menghubungkan seseorang dengan orang lain. Semakin sukses Anda, semakin besar jarak Anda dari orang lain. Lihatlah orang-orang sukses yang punya fans atau penggemar! Ada jarak yang lebar antara artis dan penggemarnya. Namun, orang yang sungguh berhasil seharusnya tidak memperbesar jarak tersebut melainkan menghilangkannya. 

Tahun 1978, ketika di usia dua puluhan, John C. Maxwell berbicara di sebuah forum para pemimpin bersama tiga pembicara lainnya. Ia berbicara terakhir. Tiga pembicara lainnya semua berbicara mengenai keberhasilan-keberhasilan mereka dan John C. Maxwell merasakan adanya jarak yang semakin lebar antara pembicara dengan dirinya dan para peserta lainnya. Ia merasa dirinya menjadi lebih kecil. Sebelum tiba gilirannya ia memutuskan untuk membuat daftar kekagalan dan kejatuhannya sepanjang 3 halaman. Sebelum menyampaikan daftar kegagalannya ia mengatakan bahwa tiga pembicara sebelumnya yang tampak begitu sukses sebenarnya tidak tanpa kegagalan. Mereka juga memiliki kegagalan dan kelemahan. Ketika ia membacakan daftar kegagalannya, orang-orang tertawa-tawa dan sesi terakhir itu menjadi semacam katarsis dan sesi penyembuhan bagi mereka. Di akhir sesi mereka antre untuk mendapatkan salinan kaset rekaman atas daftar kegagalan John C. Maxwell tersebut.

Orang cenderung membedakan atau mempertentangkan antara sukses dan kegagalan. Namun, John C. Maxwell menegaskan bahwa keberhasilan dan kegagalan bukanlah untuk dipertentangkan. Seolah-olah kalau Anda gagal maka Anda tidak sukses dan sebaliknya kalau Anda sukses maka Anda tidak gagal. Setiap orang sukses memiliki banyak sekali kekurangan dan kegagalan. Sukses dan kegagalan harus dipersatukan bukan dipertentangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun