Mohon tunggu...
Memories
Memories Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Hanya orang biasa yang tidak berarti apa apa

Mengagumi perjalanan hidup seseorang memberikanku banyak inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salinan Hati

22 Juli 2019   00:56 Diperbarui: 22 Juli 2019   07:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaran putih disudut meja teronggok setia menemani debu begurau dan tertawa

Disisinya segerombolan pena hanya diam mematung tak bernyawa

Suasana yang biasa terlihat meski penghuninya selalu menghampiri dan mencoba bersua dengan hatinya yang sepi

Senja itu hatinya bergelitik mencoba mengingat senyum itu

Seperti gayung bersambut 

Penapun mulai menari diatas salju rapuh yang memutih 

Derai hujan bersumber hati, deras mengalir tak terbendung

Menggambarkan kerinduan yang mendalam pada senyum itu

Sorakan semangatnya selalu membangkitkan jiwa yang tlah pasrah

Tiada tanya dari sebuah pena berorkes jeritan sukma

Hanya mengikuti alunan syahdu murninya cinta

Bukan pada raga, bukan pula pada nama, tapi kalbu yang bersembunyi itu aku cinta

Begitulah kira kira sepenggal kerja keras mata pena yang kadang lebih tajam dari sebuah pedang

Selembar demi selembar hati itu tercetak indah bermakna

Hanya untuk menggambarkan wajah kalbu yang sesak menahan hujaman rindu 

Aku merasa bahwa ak hanya sekumpulan guratan pena

Ku sangka ak hanya keisengan disela waktu senggang yang memuakkan jiwa

Namun baginya aku ternyata lebih berharga sebagai teman setia pencurah rasa



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun