Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan sosok guru BK terutama di lingkungan sekolah. Mengapa perlu ada BK di sekolah ? Apa saja tugas-tugas BK ? Bagaimana BK dalam islam? Saya akan mengajak kalian untuk lebih mengenal guru BK. Karena  pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang".Â
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Pendidikan merupakan aset besar suatu bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga pendidikan merupakan kekayaan Negara dalam bentuk investasi jangka panjang untuk mencapai kemajuan bangsa. Untuk itu diperlukan upaya Guru sebagai pendidik memberikan bimbingan menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi siswa. Guru sebagai salah satu unsur penting pelaksanaan pendidikan, juga dituntut memiliki wawasan konsep-konsep dasar bimbingan di sekolah.
Sebenarnya bimbingan apa yang di maksud ?Â
Bimbingan yang di maksud adalah bantuan yang diberikan Guru kepada siswa untuk mengatur atau mengembangkan pandangan hidupnya sehingga mampu membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Konsep bimbingan tak lepas dari kata konseling. Konseling memiliki pengertian yang sama dengan bimbingan. Bedanya konseling lebih bersifat individual dan professional antara konselor yang terlatih dengan klien. untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya.Â
Sebelumnya, istilah "Bimbingan" berdiri sendiri sama sekali tidak mengandung pengertian konseling. Kemudian periode berikutnya Kata "Bimbingan" dan "Konseling" (BK) di gunakan bersamaan meskipun maknanya menjadi ambigu karena dalam satu kata berisi dua makna. Kemudian mengalami perkembangan lanjutan hingga istilah "konseling" berdiri sendiri sekaligus dia memuat pengertian bimbingan juga di dalamnya.
Dasar pemikiran penyelenggaraan BK di sekolah / marasah bukan semata-mata terletak pada ada atau tidaknya landasan hukum ( perundang-undangan), namun yang lebih penting dan tepat adalah menyangkut bagaimana upaya Guru memfasilitasi peserta didik, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, moral spiritiual). Mampu menghargai segala potensi yang ada pada diri mereka, karena setiap manusia yang lahir ke bumi ini telah di anugerahi potensi.
Selanjutnya, individu dalam mencapai tahap perkembangan yang lebih matang, siswa memerlukan bimbingan dari seorang konselor karena mereka masih kurang memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya. Selain itu terdapat suatu keyakinan bahwa proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus atau bebas dari masalah.Â
Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup ( life style ) masyarakat itu sendiri.
Diperlukannya Bimbingan dan Konseling ini dikarenakan banyak faktor- faktor yang tengah banyak dikeluhkan para orangtua. Diantaranya faktor lingkungan yang kurang sehat di zaman ini, beredar bebas tayangan pornografi, seks bebas, jual beli minuman beralkohol maupun obat-obatan terlarang yang sudah merambah ke lingkungan pelajar sekolah. Di tambah lagi maraknya terjadi tawuran antara kelompok-kelompok siswa SMA dan sederajat, pelanggaran tata tertib sekolah yang membuat para guru kelas dan kepala sekolah semakin kewalahan karena ulah siswa-siswa nya. Hal itu sangat bertolak belakang dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).