Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 6, Pertempuran di Kedai (Cersil STN)

18 Maret 2024   22:02 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Persetan !!"  Jawab Wadasgempal.

Namun belum selesai Wadas Gempal mempersiapkan serangannya lagi, maka seorang anak muda rombongan orang berkuda itu menyerangnya dengan dahsyat.  Pedangnya berkelebatan mengancam leher dan kepala Wadas Gempal.

Trembolo yang terluka lengannya mencoba minggir dari arena. Ia mengobati lukanya dengan bubuk obat untuk mencegah darahnya menetes terus.  Hatinya benar-benar kesal, namun juga terselip rasa malu.  Lebih-lebih jika ia pandang Ki Lurah Gagakijo yang selalu memelototinya.

Di halaman kedai itu tidak lagi terjadi sebuah perang tanding. Namun terjadi sebuah pertempuran berkelompok.  Dua belas orang anggota kelompok berkuda melawan 8 orang kelompok lelaki kekar dan kasar.

Ternyata Gagakijo pemimpin gerombolan lelaki kasar itu memiliki ilmu yang tinggi.  Menghadapi pemuda gemuk bersama gadis berpedang itu nampaknya ia mampu meladeninya.  Geraknya keras, kasar dan cepat.  Disertai teriakan-teriakan yang kasar pula.

Namun Gagakijo tidak bisa menutup mata.  Anak buahnya satu persatu tidaklah memiliki kelebihan dari masing-masing orang dari kelompok orang berkuda itu.  Mereka tentu pengawal-pengawal terpilih dari sebuah kademangan yang besar. Kemampuan mereka satu persatu tak ubahnya seorang prajurit.

Apalagi di antara anak buahnya ada yang harus melawan lebih dari satu orang.  Maka pertempuran ini ia pikir tidak perlu dilanjutkan, hanya akan menjatuhkan korban yang sia-sia.  Maka terdengarlah suara suitan yang nyaring memenuhi udara halaman kedai makanan itu.

Anak buahnya segera tanggap.  Mereka meloncat ke belakang dan berbalik untuk melarikan diri.  Ketika gadis dan pemuda gemuk itu hendak mengejarnya, maka kembali ia membalikkan badan.  Sebuah belati meluncur dengan cepatnya mengarah dahi gadis itu.

Pemuda itu melihat kilatan cahaya matahari pada bilah belati yang meluncur mengancam jiwa gadisnya.  Dengan sigap ia meloncat dan menggerakkan pedangnya dari bawah ke atas memukul belati itu.  Terdengar suara berdenting dua logam beradu, belati itu berubah arah sejengkal lewat kepala si gadis.
Gadis itu merundukkan kepalanya.  Hatinya berdebar-debar.  Hampir saja sebuah belati menancap di dahinya.

Waktu yang sekejab itu dimanfaatkan Gagakijo untuk meloncat melarikan diri menyusul anak buahnya.

Dua belas orang lelaki menghentikan pengejarannya.  Mereka kemudian berdiri termangu-mangu sejenak.  Tak satupun musuh yang berhasil mereka jatuhkan.  Hanya seorang yang tergores pedang lengannya oleh gadis dalam rombongan orang berkuda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun