Mohon tunggu...
Wahyudi Adiprasetyo
Wahyudi Adiprasetyo Mohon Tunggu... Sang Pena Tua

Pena tua memulung kata mengisi ruang literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Bagi Mahasiswa Baru; Menjawab Makna Maha

18 September 2025   19:25 Diperbarui: 18 September 2025   19:34 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini ribuan anak muda di Indonesia sedang memulai babak baru dalam hidupnya. Mereka tidak lagi disebut siswa, melainkan mahasiswa. Sebuah perubahan yang sering dianggap formalitas, padahal sesungguhnya mengandung makna yang sangat dalam.

Ada kata "maha" yang melekat di depan status baru itu. Kata ini bukan sekadar tambahan, bukan sekadar gelar. Maha berarti lebih tinggi, lebih luas, lebih dalam, dan tentu saja lebih berat. Dengan kata lain, ketika seorang anak muda menyandang status mahasiswa, ia dipanggil untuk berpikir lebih jauh, berjuang lebih keras, dan bermimpi lebih besar.

Dunia Baru yang Penuh Kebebasan

Kehidupan mahasiswa tidak lagi sama dengan masa sekolah. Tidak ada lagi guru yang setiap hari menegur jika tidak masuk kelas. Tidak ada bel yang memastikan kapan harus belajar. Tidak ada sistem yang terlalu ketat mengatur langkah.

Semua itu kini menjadi tanggung jawab pribadi. Waktu kuliah bisa menjadi investasi masa depan, tapi juga bisa terbuang sia-sia jika dijalani tanpa arah. Dunia kampus memberi kebebasan, tetapi kebebasan itu bisa menjadi jebakan jika tidak dikelola dengan bijak.

Tantangan yang Menempa

Perjalanan sebagai mahasiswa tidak selalu mulus. Ada malam-malam panjang penuh tugas dan laporan. Ada tekanan ekonomi, sosial, bahkan mental. Ada godaan untuk menyerah ketika melihat orang lain lebih pintar, lebih cepat, lebih populer.

Tetapi di sinilah perbedaan terletak: apakah seseorang hanya sekadar menyandang status mahasiswa, atau sungguh-sungguh memperjuangkan makna dari kata maha itu?

Filosofi Sebuah Benih

Seorang mahasiswa bisa diibaratkan seperti benih kecil. Ia ditempatkan dalam tanah yang gelap, ditekan dari segala sisi. Namun benih yang sehat tidak berhenti di situ. Ia merobek tanah, menembus batu, mencari cahaya, hingga akhirnya bertumbuh menjadi pohon yang memberi naungan dan buah.

Demikian pula mahasiswa. Tekanan, ujian, kegagalan, dan kesepian adalah bagian dari proses pertumbuhan. Dari situlah karakter ditempa, daya juang dilatih, dan identitas sebagai manusia seutuhnya dibentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun