Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pembelajaran dari Kedai Laluna dan QRIS BRI, Menambah Pengalaman Hidup Saya

7 Maret 2025   07:51 Diperbarui: 7 Maret 2025   08:41 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata Alam Pinusia Park Ungaran Timur saat sedang ramai, mendengarkan musik dari panggung sambil bersantai. Foto: Wahyu Sapta.

Wisata Alam Pinusia Park Ungaran Timur saat sedang ramai, mendengarkan musik dari panggung sambil bersantai. Foto: Wahyu Sapta.
Wisata Alam Pinusia Park Ungaran Timur saat sedang ramai, mendengarkan musik dari panggung sambil bersantai. Foto: Wahyu Sapta.

Dari kedai itu, saya banyak belajar. Kedai kecil di sebuah Wisata Alam, saya namakan Kedai Laluna, merupakan gabungan nama anak saya. Selain indah, nama Laluna juga memiliki arti Rembulan di antara Bintang-bintang. So sweet, kan? Saya ingin kedai saya mampu seperti Rembulan yang bersinar indah di antara bintang-bintang. Aamiin. 

Dukungan saudara dan teman menambah semangat. (Foto: Dokumen Wahyu Sapta).
Dukungan saudara dan teman menambah semangat. (Foto: Dokumen Wahyu Sapta).

Banyak dukungan dari saudara, teman, yang berkunjung menambah semangat.

Suasana alam saat sore hari di Pinusia Park. Ada beberapa kedai dan Cafe di sana. Nyaman untuk bersantai. (Foto: Wahyu Sapta)
Suasana alam saat sore hari di Pinusia Park. Ada beberapa kedai dan Cafe di sana. Nyaman untuk bersantai. (Foto: Wahyu Sapta)

Dukungan dari teman menambah semangat. With Mas Susy dan Mbak Nita. (Foto: Dokumen Wahyu Sapta).
Dukungan dari teman menambah semangat. With Mas Susy dan Mbak Nita. (Foto: Dokumen Wahyu Sapta).

Seiring berjalannya waktu, memiliki kedai di era sekarang, butuh juga inovasi mengikuti zamannya. Zaman dimana cashless berlaku. Era pembayaran non tunai sering menjadi kendala. Kalau tidak memiliki sarana itu, bisa ketinggalan zaman. Terkadang pembeli batal jajan karena tidak membawa uang tunai dan hanya bisa non tunai.

Ketika saya memutuskan untuk memakai QRIS sebagai sarana pembayaran, juga merupakan salah satu cara untuk menarik pembeli. Memang tidak semua pembeli membayar non tunai, masih banyak juga yang membayar tunai. Tetapi generasi sekarang lebih banyak yang suka memakai cashless. Katanya lebih praktis. 

Saya jadi senyum sendiri, ketika ada pembeli bertanya, bayarnya bisa pakai QRIS? Padahal saat itu saya belum menggunakannya. 

"Aduh, saya beneran tidak bawa cash," katanya. Akhirnya batal membeli. Hahaha... Begitu amat ya zaman sekarang, batin saya. Dari pengalaman itu, mau tidak mau, saya harus menggunakan QRIS sebagai alat bantu pembayaran. 

Kebetulan, di tempat saya membuka kadai, Wisata Alam Pinusia Park di Ungaran Timur, ada beberapa kedai lainnya sudah memakai QRIS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun