Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kangen Ibu

22 Desember 2023   22:23 Diperbarui: 23 Desember 2023   07:08 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Pixabay.com

Semangat bertubi-tubi datang dari Ibu. Perasaan sedih lenyap demi mendengar perkataan Ibu.

Sekarang, aku sudah memiliki dua anak balita yang sehat dan pintar. Suami pengertian yang bisa menjadi imam baik buat aku dan anak-anak. Meskipun sesunguhnya membutuhkan hamparan lapang dada yang luas. Tak ada manusia yang sempurna, termasuk suamiku.

Ketika keluhan capek, Ibu selalu membandingkan diriku dengannya.

"Baru segitu saja kamu sudah mengeluh. Ibu bahkan pernah lebih dari itu. Ayolah, menjadi ibu itu memang harus lebih kuat dari pada masalahmu. Bagaimana mampu menghadapi masalah, jika kamu menghindarinya? Hadapi, Raya, hadapi!"

Ibu benar, ternyata aku mampu. Aku hanya tak percaya diri. Awalnya aku tidak tahu bagaimana menjadi ibu yang baik. Ternyata setelah menjadi ibu, aku baru mengerti, betapa dulu ibu membimbing anak-anaknya tanpa mengeluh. Jadi, mengapa harus menggerutu? 

Permasalahan memang datang bertubi. Saat ekonomi keluarga kecilku berada di titik bawah, aku harus membantu suami bekerja untuk menambah penghasilan. 

Aku akhirnya menerima pekerjaan sebagai kasir di Kafe Anin. Tak mudah menjalani, karena aku lama tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga setelah melahirkan si sulung.

***

"Raya, Ibu kangen." kata Ibu di ujung telpon.

"Raya juga kangen Ibu."

"Kapan kamu pulang bersama cucu-cucu Ibu?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun