Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menarilah Denganku, Cha!

19 Juli 2019   10:16 Diperbarui: 19 Juli 2019   19:54 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.aliexpress.com

Koreografi yang aku buat, menceritakan tentang seorang gadis mencari kekasihnya. Aku memang tidak ikut terlibat sebagai pemain. Tetapi jiwaku ada di sana. Dan tarian itu cerminan hatiku. Murid-muridku kebanyakan teman Intan. Mereka penurut dan sangat berbakat. Beruntungnya diriku.

Intan sebagai bintang utamanya. Memang kadang susah mengajari adik sendiri. Tetapi akhirnya ia sendiri yang menemukan jiwanya. Ia telah menemukan soulnya.

Untuk performa perdana, sejumlah tiket telah terjual. Cukup bagus untuk persembahan awal. Ilmu yang aku serap dari belajar selama tiga tahun, aku tumpahkan seluruhnya. Juga menyerap ilmu penataan panggung dari Sandy. Ia ahlinya.

Perfect! Aku merasa ini sudah sesuai dengan keinginanku. All out! Aku tak mau kehilangan momen penting yang bisa menentukan masa depan studio tari milikku.

Saatnya performa. Hari yang ditunggu dengan kecemasan yang maksimal. Aku sudah memasrahkannya semua pada Intan dan temannya. Semua tergantung mereka sekarang.

Wajah tegang jelas tergambar. Setiap gerakan mereka, bagai irama yang melambat. Akhirnya melunak oleh penampilan Intan yang sempurna. Aku tidak menyangka, ia memiliki bakat yang terpendam seperti diriku. Menari dengan hati dan jiwanya. Ataukah ia merasa seperti mewakiliku?

Standing applause menggema hampir tak putus hingga beberapa menit lamanya. Penonton seolah terbius oleh performa mereka. Aku bisa bernafas lega.

Saatnya aku naik panggung. Sebagai pencipta tari, aku berhak berdiri di sana. Aku sangat bahagia. Perjuanganku tak sia-sia. Dan studio tari yang kumiliki, ke depannya akan memperoleh nama. Aku yakin, diantara penonton, ada sponsor yang bisa mendukungku. Aku tak takut lagi.

Tiba-tiba ada kejutan. Seseorang membawa rangkaian bunga yang akan diberikan padaku. Tetapi bukan bunga yang membuatku terpaku. Pembawanya!

"Selamat, Icha. Kamu sukses. Aku ikut bahagia," katanya sambil memberikan bunga dan mencium kedua pipiku. Aku masih terpaku. Tak bisa mengatakan apa-apa. Ini benar-benar kejutan.

Aku memandang Intan. Ia hanya tersenyum, menandakan bahwa ia tahu sebelumnya. Atau jangan-jangan ia yang telah merencanakannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun