Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jangan Benci, Nanti Berubah Cinta, Loh!

12 Juli 2019   17:20 Diperbarui: 12 Juli 2019   17:25 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta

Serentak aku berbalik arah. Meninggalkannya. Ia memanggilku.

"Rinta! Bagaimana? Aku bikin kamu marah, ya?" tanyanya.

"Kakak sudah punya pacar, kan? Mengapa menembakku? Aku nggak pengin pacar kakak marah."

"Kata siapa aku punya pacar?"

"Lesti yang bilang."

"Lesti, ya? Sebentar, aku telpon dia."

Lalu kak Taraka menelpon dengan video call. Lesti ada di ujung sana. Aku mengernyitkan dahi. Mengapa juga ia mengenal dekat Lesti? Sejak kapan ia punya nomer teleponnya? Aduh, aku menjadi tidak mengerti.

Kak Taraka kemudian seperti tahu, apa yang ada di kepalaku. Ia menjawab, bahwa Lesti adalah adik sepupunya. Oh, pantas saja wajahnya ada miripnya.

"Nih, tanya sendiri padanya. Apakah aku sudah punya pacar apa belum." katanya. Ia memberikan ponselnya padaku. Lesti terbahak-bahak di ujung sana. Aku mengerti. Lesti ngerjain aku. Ternyata kak Taraka belum punya pacar. Niat iseng Lesti hanya ingin membuatku cemburu.

"Nah, kan?" katanya lega. "Jadi, bagaimana?" sambungnya lagi, menanti jawaban.

Hatiku masih sebal. Mana bisa menjawab secepat badai? Aku teringat perkataan Lesti dulu. "Makanya jangan benci, nanti berubah cinta, loh." Huh! Ingin sekali aku meninjunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun