Mohon tunggu...
Wahjuni Agustina
Wahjuni Agustina Mohon Tunggu... Guru - Dwija

Semua karena proses memaknai tentang ketulusan dan keikhlasan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Integritas dalam Serpihan Niat yang Mengabur

11 November 2020   22:00 Diperbarui: 11 November 2020   23:53 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin itu sebabnya banyak siswa yang menghalalkan segala cara seperti menyontek atau berbuat curang lainnya karena tolak ukur kecerdasan seseorang hanya berdasarkan nilai yang tercetak dalam sel Jadi guru jelas tak mudah, profesi mulia tersebut menyita banyak pikiran, waktu, tenaga, dan kesabaran. Keterlaksanaan tugas sebagai guru tidak hanya diukur dari pemenuhan jumlah jam semata, karena itu berarti baru sebagian tugas yang ditunaikan, yaitu administratif. Lebih dari itu, guru memiliki tugas mulia yakni mendidik.

dok. pribadi
dok. pribadi
Saat terjadi kesalahan dalam suatu proses administrasi, kita bisa saja  menghapusnya, namun jika terjadi kesalahan dalam mendidik, kita tidak mampu untuk menghapusnya.

Sama halnya  dengan seorang dokter melakukan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit pasien, mungkin korbannya hanya satu orang, yakni pasien yang bersangkutan. Akan tetapi, jika terjadi kesalahan dalam mendidik, hasilnya akan terlihat beberapa tahun ke depan, dan korbannya mungkin tak hanya satu orang, tapi satu generasi.

  •       Belum Siap Jadi Teladan

Beban terberat bagi seorang guru adalah ketika kita harus selalu menjadi model dan contoh untuk dijadikan referensi siswa, sedangkan kita adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Begitu hakikat seorang guru, sebagaimana makna kata “guru” yang berarti orang yang memerangi kegelapan. Sejatinya guru dapat menjadi contoh yang baik untuk siswa-siswinya, bukan sebaliknya.

Ada sebuah peribahasa guru kencing berdiri, murid kencing berlari.  Jadi apa yang siswa lihat dari gurunya adalah apa yang akan ia lakukan. Ketika siswa melihat tingkah laku guru yang tidak disiplin, berkata kasar, atau berpakaian tidak senonoh misalnya, hal itu lambat laun akan menjadi sesuatu yang ditiru oleh siswa sebagaimana yang ia dapatkan dari gurunya. Kita harus selalu ingat bahwa cara bicara, cara berpikir, dan bertindak siswa salah satunya dipengaruhi oleh kita sebagai guru.

dok. pribadi
dok. pribadi
Sesungguhnya area kerja guru bukan hanya sekolah atau ruang kelas, melainkan otak dan hati manusia. Sebagai arsitek otak dan hati manusia, hasil kerja guru dapat dilihat dari bagaimana atau seperti apa otak dan hati manusia setelah proses interaksi antara guru dan siswa terjadi. Maka, ketika mendidik siswa, yang pertama kali disentuh adalah hati dan perasaan siswa

Perlu untuk selalu kita ingat bahwa semua siswa itu memiliki kecerdasan yang beragam, itu semua tergantung bagaimana kita sebagai guru mengarahkan agar bakat dan potensinya dapat berkembang. Melalui hati, guru dapat membangun kesadaran dan menumbuhkan minat belajar pada siswa.

Disaat siswa merasa nyaman di hadapan guru, maka sesulit apa pun materi pelajaran yang diajarkan akan terasa sangat mudah. Karena yang terpenting adalah bagaimana caranya membuat siswa cinta belajar, bukan semata-mata menuntut siswa untuk pintar. 

Mulailah menata diri, memaknai bagaimana sejatinya seorang guru. Haruskah kita terus berorientasi pada materi atau kita mulai paham kekayaan sejati pada diri seorang guru adalah siswa yang telah berarti dalam proses kehidupannya dan terus menerus mendoakan dan memberi salam pada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun