"Halo, selamat siang pemirsa setia Tribers FM. Kembali lagi dengan saya, Si Gadis Senja, yang akan menemani siang kalian sampai dengan pukul 16.00. So, stay tune on Tribers FM, ya. Saya akan membawakan siaran-siaran menarik, yang siap menghibur kalian para jomblo akut, juga para korban PHP atau apapun sebutannya. Semoga bisa diambil manfaatnya untuk semua."
Suara gadis penyiar radio, terdengar nyaring di seluruh sudut mobil yang sedang dikendarai pria itu. Entah mengapa, dia tiba-tiba berkeinginan untuk mendengarkan radio dari head unit mobilnya. Dan ternyata keinginannya itu beralasan. Semesta seolah memberi tanda untuknya, lewat siaran radio itu.
"Baik, sebelum saya membuka acara curcol dan request lagu, saya akan memutar satu buah lagu untuk kalian semua. Semoga suka dan selamat mendengarkan."
Lagu amin paling serius terdengar syahdu kala itu. Pria yang bernama Revaldy Arsya, menghentikan mobilnya tiba-tiba ketika mendengar lagu dari head unit mobilnya. Lagu yang memberi kenangan yang sangat berarti untuknya. Dan sekarang, lagu itu terputar jelas tanpa sengaja.
Benar, ada yang tidak beres di sini. Sejak awal, dia sudah curiga dengan gadis penyiar, yang tidak ingin menyebutkan namanya itu. Dia yakin, bahwa gadis penyiar radio itu adalah orang yang dia cari selama ini. Dia, Si Gadis Senja.
"Baik, saya membuka forum untuk para jomblo di luar sana, yang kayaknya udah gak sabar buat ngungkapin isi hatinya."
Pria itu dengan sigap menghubungi pihak Tribers FM. Ada yang ingin ia luruskan di sini.
"Hai, Kak Senja. Saya mau cerita mengenai seseorang yang sengaja pergi dari hidup saya. Dia tega meninggalkan saya tanpa kepastian. Membiarkan saya hidup bersama dengan bayang-bayang tentangnya. Membuat saya terus bertanya-tanya perihal dirinya. Masihkah dia tetap seperti yang aku kenal, atau sudah berubah?" Pria itu terdiam sejenak, sedang Si Gadis Senja terpaku membisu di balik layar.
"Saya mencarinya ke segala penjuru. Mencoba menemukan jejak yang dapat menghubungkan saya dengannya. Namun, hingga detik ini saya belum ditakdirkan untuk bertemu dengan sosok menenangkan itu. Di sini, saya hanya ingin menyampaikan harapan. Jika memang dia mendengar suara saya saat ini, saya berharap dia mau bertemu dengan saya. Hanya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja tanpa saya. Karena ketahuilah, saya tidak baik-baik saja tanpa dia. Dia, Putri Gantari Jingga."
Deg...
Selesai sudah semua teka-teki yang sedari tadi bersarang di benak gadis itu. Dari awal dia sudah mengira bahwa dialah objek yang sedang dibicarakan saat ini. Dia sangat mengenali suara bariton itu. Suara yang sering menyapanya dahulu, sebelum dia memutuskan untuk menghilang karena suatu alasan.